Kultum Singkat – Kultum adalah kepanjangan dari kuliah tujuh menit. Dalam kultum ini biasanya orang membahas suatu bahasan secara singkat namun jelas dengan disertai penjelasan dari dalil-dalil yang disampaikan.
Ketika bulan ramadhan tiba, dalam tradisi orang Indonesia, Kultum Singkat menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari shalat taraweh.
Sehingga kebutuhan akan kultum-kultum berkualitas pun meningkat. Maka dari itu, kali ini saya akan menyajikan pada anda contoh-contoh kultum dengan tema pembahasan yang sering diangkat oleh para penceramah.
InsyaAllah, saya akan membuat kultum sesuai dengan tema-temannya dan akan saya bagi berdasarkan tema-tema tersebut dalam beberapa sub-bab. Semoga bermanfaat.
Tema: Keutamaan Berbakti pada Orang Tua
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Alhamdulillah, Alhamdulillahi rabbil’alamiin, assholatu wassalamu a’la asyrofil anbiyaai wal mursaliin sayyidina muhammadin wa’ala a’lihi wa sohbihi ajma’iin amma ba’du.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kita kehadirat Allah SWT yang masih berkenan hingga hari ini memberi nikmat yang besar berupa keislaman dan keimanan kita, semoga Allah terus berkenan memberikan nikmatnya pada kita hingga ajal menjemput.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah atas baginda Nabi Muhammad SAW, yang mana berkat perjuangan dan pengorbanannya kita bisa merasakan manisnya iman pada hari ini.
Hadirin yang dirahmati Allah SWT,
Allah SWT dari awal kita menginjakkan kaki di dunia ini telah memberikan pada kita sepasang manusia penuh kasih dan sayang yang tanpa pamrih mengasuh sekaligus membesarkan kita. Sepasang manusia ini rela melakukan apapun demi keberlangsungan hidup kita. Sepasang manusia ini rela mengorbankan nyawa untuk menjaga apa yang menjadi amanahnya, yaitu kita anak-anaknya.
Sepasang manusia ini adalah orang tua kita. Ayah dan Ibu.
Dalam beberapa surat Allah menyinggung tentang pentingnya berbakti pada orang tua. Salah satunya seperti termaktub dalam surat Luqman ayat ke 14 yang berbunyi:
Artinya: “Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kamu kembali.”
Ayat di atas tegas berbicara kepada kita sebagai anak harus berbuat baik dan berbakti pada orang tua kita. Pengorbanan yang ayah dan ibu kita dalam membesarkan anaknya tidak akan bisa terbalaskan dengan apapun kecuali surga.
Nah, salah satu cara kita memberi surga kepada orang tua adalah dengan mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya serta berbakti pada kedua orang tua kita.
Dalam suatu riwayat dikatakan, pernah suatu ketika seorang sahabat menghampiri Rasulullah SAW dan bertanya kepadanya:
“Ya Rasulullah, siapakah yang paling berhak untuk mendapat pelayanan dan persahabatanku?”
Rasulullah menjawab: “Ibumu”, kemudian sahabat itu bertanya lagi, “kemudian siapa ya Rasulullah?” kemudian Rasulullah menjawab: “Ibumu”, kemudian sahabat bertanya untuk ketiga kalinya dengan pertanyaan yang sama dan Rasulullah menjawab: “Ibumu kemudian Ayahmu.”
Kisah di atas menggambarkan pada kita tentang betapa tingginya agama Islam memandang peran seorang ibu. Berbakti pada ibu hukumnya adalah wajib. Jangan sekalli-kali kita meremehkan, memandang rendah atau mengacuhkannya. Dalam Al-Quran Allah melarang keras kepada kita untuk menggerutu dihadapannya.
Hal ini terekam dalam surat Al-Isra ayat 23 yang berbunyi:
Artinya: ” Dan tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali mengatakan ‘Ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapankanlah kepada keduanya perkataan yang baik”.
Hadirin yang dirahmati Allah SWT,
Dari beberapa dalil diatas, sudah cukup kiranya bagi kita untuk benar-benar memperhatikan akan pentingnya perkara ini. Semoga kita bisa terus berbakti pada Ibu dan Ayah sehingga darinya, kita mengharapkan mendapatkan ridho Allah SWT, sebagaimana yang tertuang dalam hadist juga bahwasanya ridho Allah itu tergantung kepada ridho orang tua.
Saya cukupkan Kultum singkat ini. Billahi taufiq wal Hidayah, warridho wal inayah.
Wassalamualaikum wa rahmatullahi wabarokatuuh
Contoh Kultum Tentang Ramadhan
Tema: Amalan Utama di Bulan Ramadhan
Bismillahirrohmanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita banyak nikmat hingga kita masih bisa merasakan indahnya hidup. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi akhir zaman, Muhammad SAW yang dengan arahan dan tuntunannya kita dapat merasakan manisnya iman dan islam.
Hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Bulan Ramadhan adalah bulan yang Allah rahmati dan muliakan. Bulan yang di dalamnya Allah curahkan banyak sekali rahmat untuk hamba-hambanya yang beribadah kepada-Nya. Bulan Agung yang berkali-kali Allah sebut di dalam Al-quran juga bulan yang mempunyai banyak sekali keutamaan dibandingkan bulan-bulan yang lain.
Pada kesempatan Kultum Singkat ini, saya akan membahas tentang amalan-amalan yang utama untuk dikerjakan di bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan dengan segala keutamaannya, mempunyai banyak sekali amalan-amalan yang bisa kita manfaatkan sebaik-baiknya.
Amalan pertama adalah: Berpuasa
Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 183
Artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Ayat di atas sudah tentu sering hadirin dengarkan sebelumnya. Dalam ayat ini Allah dengan jelas menyeru pada orang-orang beriman untuk melaksanakan puasa, dalam ayat selanjutnya kita ketahui bahwa yang dimaksud adalah puasa Ramadhan yang sedang kita jalani ini.
Rasulullah SAW dalam sabdanya juga menegaskan bahwasanya puasa mempunyai keutamaan tersendiri di sisi Allah. Hanya saja banyak dari kita yang tidak menyadari pentingnya menjalankan ibadah puasa ini.
Bentuk ketidak sadar-an ini bisa dilihat dari perilaku seseorang, jangan sampai kita termasuk orang-orang yang tidak sadar dengan keutamaan berpuasa.
Hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu wa ta’ala,
Berikut ini beberapa ciri perilaku orang yang tidak sadar dengan keutamaan berpuasa:
- Tidak menjaga perkataannya
- Tidak menjaga pandangannya
- Jauh dari masjid
- Jauh dari majelis ilmu
- Enggan membaca kalam Allah
Perilaku-perilaku di atas sangat sering kita jumpai di tengah-tengah masyarakat. Padahal, Rasulullah SAW dalam sabda-sabdanya sering mengingatkan kita untuk selalu berusaha menghindari berbuat maksiat ketika berpuasa agar pahala berpuasa tidak hilang.
Nah, tugas kita sebagai mukmin yang baik adalah mengingatkan mereka, sedangkan untuk urusan hidayah kita serahkan pada Allah.
Amalan kedua: Membaca Al-Quran
Allah melalui Rasul-Nya memberitakan kepada kita tentang kedudukan Al-Quran di sisi-Nya. Al-Quran adalah kitab suci terakhir dan paling agung.
Allah tidak pernah sembarang memberi sifat kepada sesuatu, apabila sesuatu itu disifati Allah penting, maka itu adalah hal yang penting. Apabila sesuatu itu Allah sifati agung, maka sesuatu itu hakikatnya juga agung.
Nah, begitu juga dengan Al-Quran. Allah mensifati Al-Quran dengan kalimat ‘agung’, ‘mulia’, ‘penuh hikmah’. Allah berfirman dalam kitabnya:
Artinya: “Demi Al-Quran yang penuh hikmah.”
Dalam ayat lain Allah berfirman:
Artinya: “Qaf. Demi Al-Quran yang mulia”
Dari dua ayat diatas, cukup bagi kita untuk menjadi bukti bahwasanya Al-Qur’an adalah kitab yang Allah mulia kan. Nah, kaitannya dengan bulan Ramadhan ini, pada bulan ini, segala amal kebaikan dilipat-gandakan, sehingga membaca al-Quran memiliki keutamaan pahala yang besar pada bulan ini. Pada hari-hari selain Ramadhan saja, pahala membaca Al-Quran satu huruf setara dengan 10 kebaikan, maka pada bulan ramadhan pahala berkali-lipat lebih banyak.
Jadi, hadirin sekalian, jangan sampai waktu kita terlewat begitu saja, manfaatkan dengan sebaik mungkin supaya ramadhan kita kali ini bernilai sebagai ibadah di mata Allah SWT.
Amalan Ketiga: Bersedekah
Dalam Al-Quran Allah berfiman tentang keutamaan bersedekah. Ayatnya berbunyi:
Artinya: “Perumpamaan orang yang menginfakkan harta di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipat-gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah Mahaluas Maha Mengetahui.” Q.S Al-Baqarah 261
Ayat diatas sudah cukup bagi kita sebagai pelecut untuk bersedekah di bulan Ramadhan, bulan yang hitungan pahalanya tidak terbatas ini bisa menjadi ladang amal yang luas untuk digarap.
Rasulullah SAW juga menganjurkan bagi kita untuk bersedekah di bulan Ramadhan, salah satu bentuk sedekah yang beliau anjurkan adalah menyediakan ifthar atau bukaan untuk orang lain. Jadi, jangan sampai terlewatkan kesempatan baik ini, mari kita manfaat kan bersama momentum Ramadhan untuk beramal seluas-luasnya.
Amalan Keempat: I’tikaf
I’tikaf artinya secara umum adalah berdiam diri. Nah dalam konteks ibadah, Rasulullah mencontohkan pada kita tentang i’tikaf ini. I’tikaf yang Rasulullah lakukan adalah berdiam diri di masjid dengan berdzikir, membaca Al-Quran atau melakukan shalat.
Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim dijelaskan bahwa Rasulullah SAW beri’tikaf ketika masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Dalam hadist diriwayatkan: “Dari Ibnu Umar RA , ia berkata: Rasulullah SAW selalu beri‘tikaf pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhori-Muslim)
Hadirin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala,
Pada penghujung kultum singkat ini, izinkan saya mengingatkan diri saya dan mengajak hadirin sekalian untuk memanfaatkan waktu dalam bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Karena umur tidak ada yang tahu, siapa tahu kita sudah tidak berada di sini pada bulan Ramadhan tahun depan.
Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT dan diampuni pula dosa-dosa kita. Wabillahi taufiq wal hidayah.
Wassalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh.
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamualaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.
Pertama-tama marilah kita haturkan puji syukur kita kepada Allah SWT, yang telah memberikan segala nikmat yang ada pada kita secara cuma-cuma. Sehingga sampai detik ini kita masih diberi kesempatan untuk beribadah kepada-Nya.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah atas baginda besar Nabi Muhammad SAW, yang telah menerangi jalan kehidupan dengan cahaya iman dan takwa, sehingga alhamudillah sampai saat ini kita masih berkesempatan untuk merasakan manisnya iman dan takwa. Semoga keadaan ini bisa terjaga hingga ajal menjemput.
Hadirin yang Allah SWT rahmati,
Pada kesempatan kali ini saya akan membawakan Kultum Singkat dengan tema kejujuran, saya kira kita semua mengerti apa itu jujur. Tetapi yang ingin saya tekankan di sini adalah jangan kita jadikan hanya sebagai pengetahuan melainkan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Rasulullah dalam satu hadist riwayat Bukhari dan Muslim bersabda seperti ini:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا
Artinya: ” Wajib atasmu berlaku jujur, karena sesungguhnya jujur itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa kepada surga. Dan terus-menerus seseorang berlaku jujur dan memilih kejujuran sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, karena sesungguhnya dusta itu membawa pada kedurhakaan, dan durhaka itu membawa kepada neraka. Dan terus menerus seoarang hamba itu berdusta dan memilih yang dusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta”
Sabda Nabi di atas bisa kita jadikan acuan untuk tidak berlaku dusta, lebih-lebih terhadap agama. Kejujuran kita sangat berbanding lurus dengan nasib kita di akhirat kelak. Menjadi beruntungkah kita? Atau malah termasuk orang-orang yang merugi karena berdusta. Naudzubillahi min dzaliik.
Allah juga berfirman tentang berlaku jujur atau berlaku benar. Itu tersurat dalam surat Az-zumar ayat 33 yang berbunyi:
Artinya: “Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya, mereka itulah orang yang bertakwa.”
Dalam ayat di atas Allah memberi sifat pada orang yang berlaku benar dan jujur dengan sebaik-baiknya sifat seorang mukmin, yaitu bertakwa.
Pada zaman yang serba cepat ini, perilaku jujur menjadi semakin mahal harganya. Orang berbondong-bondong ingin melakukan segala sesuatu dengan instan, cepat, tanpa memikirkan cara yang ditempuh. Tanpa pernah terlintas dalam pikirannya apakah perilaku ini di ridhoi oleh yang Maha Kuasa.
Hadirin yang Allah SWT rahmati,
Fenomena seperti ini sudah menjamur di masyarakat kita, sudah bukan rahasia lagi kalau pejabat banyak yang menyalahgunakan jabatan, pemimpin banyak yang mengingkari janji. pendagang banyak berbuat curang untuk mendapat keuntungan.
Semua ini terjadi, sebab paling dasar adalah karena dalam hati mereka tidak terdapat takwa kepada Allah SWT. Sesuai apa yang Allah firmankan dalam ayat di atas, bahwa kejujuran seseorang itu berbanding lurus dengan ketakwaannya. Wallahu a’lam
Semoga kita tidak termasuk dalam golongan orang yang suka berdusta. Amiin. Semoga kultum ini bermanfaat bagi saya dan jamaah sekalian. Billahi taufiq wal Hidayah.
Wassalamualaikum warahmatullaahi wabarokaatuh
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Jamaah sholat yang dirahmati Allah SWT. Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kita pada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala nikmat yang telah Allah SWT beri pada kita.
Tak lupa juga, sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan pada baginda kita, Nabi Besar Muhammad Shollahu a’laihi wasallam. Dengan harapan, semoga shalawat kita dapat menjadi alasan bagi kita untuk mendapat syafaat pada hari kiamat kelak.
Pada kesempatan kultum kali, saya akan membahas tentang bersedakah dan keutamaannya. Sedekah dalam aplikasinya mempunyai arti yang luas dalam agama islam.
Dikatakan dalam hadist nabi, senyum terhadap saudara ataupun bukan saudara adalah sedekah, menolong orang adalah sedekah, sholat dhuha adalah sedekah bagi tubuh kita, dan banyak lagi yang lainnya.
Sekarang saya akan membahas seputar bersedekah dalam arti kita memberi sebagian rizki kita pada orang lain. Di dalam Al-Quran, Allah berfirman mengenai ganjaran orang yang bersedekah dijalan Allah SWT. Dalam surat At-Taubah ayat 103-104 yang berbunyi:
Artinya: “Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah menerima taubat hamba-hamba-Nya dan menerima zakatnya, dan bahwa Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang.”
Dari ayat diatas jelas bagi kita bahwasanya bersedekah itu membersihkan dan menyucikan diri kita dan harta kita dari hak orang lain yang belum kita berikan. Banyak orang yang tidak mengerti akan pentingnya hal ini, sehingga menganggap remeh dan acuh tak acuh, padahal akibatnya bisa fatal.
Hadirin yang Allah SWT rahmati,
Di dalam hadist, Rasulullah menyinggung tentang keutamaan bersedekah, salah satunya adalah sebagai pelancar rezeki. Bersedekah juga adalah bukti keimanan kita pada Rabb yang gaib, pada janji yang Allah SWT firmankan dalam Al-Quran.
Banyak kejadian yang menakjubkan terjadi karena seseorang bersedekah, dalam beberapa kisah, seseorang selamat dari marabahaya karena sebelumnya dia bersedekah kepada orang yang membutuhkan.
Pada beberapa kisah lain, seorang ibu yang tidak mempunyai anak setelah menikah beberapa tahun, beliau berikhtiar dengan sedekah, tidak lama setelah itu Allah anugerahi kehamilan yang didambakannya.
Sekali lagi saya tekankan, amal sedekah ini sangat berkaitan dengan iman, maka dari itu, hendaknya seseorang bersedekah dengan disertai keimanan yang kuat dalam hati bahwa Allah yang akan membalas semua ikhtiar kita, baik itu di dunia maupun di akhirat.
Hadirin yang Allah SWT rahmati,
Ketahuilah bahwasanya sebenarnya dalam harta kita terdapat sebagian harta milik orang lain. Hak milik orang lain harus ini ditunaikan kepada yang berhak, apabila tidak ditunaikan maka ada banyak kemungkinan yang akan terjadi.
Bisa dengan dicabut rezeki kesehatannya, sehingga harus menghabiskan waktu dan uang di rumah sakit. Bisa juga dengan hal-hal yang tidak pernah kita duga sebelumnya.
Memang dalam islam yang jelas harus dikeluarkan adalah zakat, baik itu zakat fitri maupun maal. Tetapi sedekah juga mempunyai bagian disini.
Para sahabat telah memberi teladan pada kita tentang bagaimana bersedekah. Sahabat agung Abu Bakar As-siddiq memberi teladan pada kita dengan bersedekah seluruh hartanya untuk islam, sahabat yang ditakuti oleh seluruh Quraisy bahkan setan sekalipun, Umar bin Khattab memberi teladan pada kita dengan menyedekahkan setengah hartanya untuk perjuangan islam.
Dari dua teladan sahabat agung diatas, dimanakah kita? Apa yang sudah kita lakukan untuk kemajuan agama islam? Apa yang telah kita sedekahkan untuk meninggikan kalimat la ilaaha illallaah?
Jadi, kita sebagai muslim jangan sampai merasa enggan dalam bersedekah, apalagi dalam hal zakat. Keinginan kita untuk masuk surga harus selaras dengan usaha kita, harus sesuai dengan ikhtiar kita dalam meraih nya. Perintah ada untuk didengarkan dan taati, bukan malah diabaikan.
Akhir kata, marilah kita berdoa kepada Allah agar selalu memberikan kepada kita hidayah untuk terus berada dalam bimbingan-Nya, untuk selalu di jaga dalam keistiqomahan beribadah pada-Nya. Amiin
Saya cukupkan sampai di sini dulu Kultum Singkat ini, semoga bermanfaat. Semoga kita termasuk kedalam orang-orang yang suka bersedekah dan dimudahkan segala urusan kita. Amiin
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Terima kasih sudah berkunjung, semoga kumpulan kultum singkat ini bermanfaat bagi pembaca sekalian