Daur Hidup Nyamuk – Meski kecil, tetapi hewan ini memang menjengkelkan. Hanya dengan satu gigitan, ia bisa menyebabkan tubuh bentol-bentol dan gatal, yang akhirnya merepotkan kita untuk menggaruknya.
Tahukah kamu kalau di dunia ini terdapat hampir 3.000 spesies nyamuk? Bayangkan saja jika 1 spesies berjumlah 1.000, maka akan terdapat 3 juta nyamuk yang siap mengintai tubuh kita. Namun tak perlu khawatir, hanya sedikit spesies yang dapat menimbulkan penyakit.
Nyamuk memiliki ukuran tubuh relatif kecil, memiliki 3 pasang kaki, dan moncong yang panjang. Ia merupakan serangga yang memiliki sayap bersisik sehingga tergolong pada ordo Diptera dan famili Culicidae. Cara bertahan hidupnya adalah dengan menghisap darah manusia serta binatang untuk memenuhi nutrisi.
Coba tebak, nyamuk apa yang suka menghisap darah? Ternyata, nyamuk betina saja karena bentuknya yang lebih besar dari nyamuk jantan. Sementara, nyamuk jantan memangsa jentik nyamuk karena anatomi mulutnya memiliki bentuk yang lebar.
Antena pada nyamuk dewasa dapat digunakan untuk membedakan jenis kelaminnya. Antena nyamuk jantan berwarna lebih muda dengan bulu lebat yang disebut plumose, sedangkan pada nyamuk betina lebih sedikit dan disebut pilose.
Proses perkawinan nyamuk diawali dengan tanda si pejantan mulai masuk pada sarang, lalu diikuti si betina. Apabila nyamuk betina sudah keluar dari sarang untuk mengisap darah, maka bisa dipastikan kalau nyamuk jantan sudah mengawininya. Dan nyamuk betina hanya akan kawin satu kali selama hidupnya!
4 Tahapan Daur Hidup Nyamuk
Daur hidup nyamuk memiliki 4 tahapan yang perlu kamu ketahui. Dimulai dari terbentuknya telur sampai menjadi dewasa. Namun begitu, kita harus dapat memutus siklusnya sehingga nyamuk tidak berkembang biak.
Jumlah populasinya yang semakin banyak, dapat menyebarkan penyakit yang berbahaya. Nah, berikut adalah 4 daur hidup nyamuk yang harus kamu ketahui:
1. Telur
Sebagian besar nyamuk akan meletakkan telurnya di dalam air. Telur itu akan mati jika berada di luar air atau pada area yang kering. Biasanya, telur itu ada di permukaan air (atau di atas garis air) seperti genangan air hujan, rawa, atau kolam.
Namun, ada pula telur yang mampu bertahan hidup dengan udara minimal, tetapi tetap dengan suhu yang lembab. Telur yang tahan udara, biasanya diletakkan di tanah yang lembab.
Pada spesies Culex dan Culista, telur yang dihasilkan akan ditempatkan bergerombol. Namun, spesies Anopheles dan Aedes, justru meletakkan telurnya dalam keadaan terpisah antara telur yang satu dengan telur yang lain.
Spesies Culex, Culiseta, dan Anopheles umumnya meletakkan telurnya di udara, sedangkan Aedes biasanya meletakkan telurnya pada tanah yang lembab (tanah berlumpur) dan tidak akan menetas sampai keadaan lingkungannya tergenangi oleh udara.
Satu nyamuk dapat bertelur sampai 300 butir. Telur-telur itu akan ditempatkan pada tempat yang tepat dan akan menjadi jentik dalam waktu 1-2 hari pada suhu 20-40°C.
Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan telur menjadi jentik dipengaruhi oleh suhu, tempat, keadaan, dan kandungan zat makanan yang ada di tempat perindukan.
2. Jentik/Larva
Daur hidup nyamuk selanjutnya adalah ketika telur dalam keadaan siap menetas, jentik yang ada di dalamnya akan keluar dengan menggunakan semacam “tanduk/gigi sementara” yang berada di sekitar kepala.
Bentuk dari jentik nyamuk adalah laiknya benang yang memiliki warna hitam. Usia dari jentik nyamuk bisa mencapai 8 hingga 10 hari. Lamanya periode jentik nyamuk tergantung dari temperatur udara, suhu, dan banyaknya predator yang mengancam keberlangsungan hidup.
Jentik tidak bisa hidup dan berkembang tanpa adanya udara. Kondisi idealnya, sih, udara yang tidak mengalir atau stagnan pada suatu tempat. Jentik itu bergerak menggunakan tubuh yang ada di sekitar mulutnya.
Ia bertahan hidup dengan bakteri dan materi organik yang tersedia di sekitar, biasanya di permukaan udara. Di sanalah jentik akan melakukan pertukaran oksigen untuk bernapas.
Jentik nyamuk bernafas menggunakan ujung ekornya. Sementara, makanannya adalah berbagai organisme yang ada pada udara. Bahkan, ada beberapa spesies yang mengonsumsi jentik nyamuk lain.
Sebagian besar spesies nyamuk menggunakan sifon yang terletak di bagian dasar (bawah) dari perut untuk pertukaran gas (oksigen). Hanya nyamuk spesies Anopheles yang tidak memiliki sifon, sehingga mereka akan terus berbaring di permukaan udara untuk bernapas dengan menggunakan spirakel yang tersebar di permukaan bumi.
3. Pupa/Kepompong
Pupa adalah fase istirahat pada daur hidup nyamuk. Pada fase ini, pupa tidak makan (berpuasa) dan berwarna sangat bening. Seperti halnya jentik, pupa juga tinggal di dalam air. Fase ini berlangsung selama 1 sampai 2 hari tergantung dari udara, suhu, dan juga adanya predator.
Di dalam proses pupa, nyamuk tidak dapat menampung udara. Hal ini karena pengeringan sayap nyamuk harus berlangsung dengan cepat. Jenis kelamin nyamuk juga sudah dapat diidentifikasi dalam fase ini.
Bagian kepala dan bagian toraksnya menyatu menjadi bentuk yang dinamakan cephalothoraks, dengan abdomen yang membengkok. Bagian yang berfungsi untuk bernapas dinamakan “trumpet” yang terletak di sekitar bagian kepala.
Setelah pupa memiliki bentuk sayap yang sempurna, maka nyamuk akan keluar dan bersiap-siap untuk terbang.
4. Nyamuk/Imago
Ini adalah fase paling akhir dalam daur hidup nyamuk. Setelah menetas dari pupa, nyamuk tidak langsung terbang. Mereka akan berada di permukaan udara untuk mengeringkan dan menguatkan anatomi tubuh selama 15-20 menit. Mereka harus memastikan sayapnya dalam keadaan siap dan kering sebelum akhirnya terbang.
Bagian-bagian tubuh nyamuk dewasa adalah kepala yang berada di sekitar mata, thoraks yang berada di dekat sayap yang berbulu, dan tiga pasang kaki. Nyamuk memiliki antena dan belalai yang terletak di bagian kepala.
Nyamuk dewasa akan melakukan perkawinan setelah beberapa hari keluar dari fase pupa. Nyamuk menyerap keringat manusia/hewan melalui karbondioksida yang keluar melalui proses respirasi dan asam laktat. Nyamuk dapat mengidentifikasi bau tersebut dari jarak 100 kaki. Nyamuk juga dapat melacak keberadaan mangsanya dari pergerakan dan temperatur panas yang dihasilkan oleh tubuh mangsanya.
Darah yang dihisap dari tubuh mangsanya, tidak digunakan sebagai makanan, tetapi sebagai sumber protein untuk telur-telurnya. Sementara, untuk keperluan makanan bagi tubuhnya, nyamuk betina dan nyamuk jantan menghisap nektar atau gula tumbuhan lain.
Jadi, daur hidup nyamuk itu sangat cepat sehingga populasinya sangatlah banyak. Dari penjelasan di atas, waktu yang dibutuhkan dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa hanya berkisar 14 hari.
Perilaku Nyamuk
* Pengonsumsian darah yang dilakukan oleh nyamuk betina akan berdampak pada meningkatnya potensi nyamuk sebagai penyakit vektor.
* Beberapa nyamuk yang lebih suka darah manusia (spesies C. Quinquefasciatus, A. Aegypti, dan A. Albopictus) disebut anthropophilic, sedangkan yang lebih menyukai darah hewan disebut zoophilic (spesies C. Tritaeniorhynchus).
* Nyamuk lebih menyukai tempat perindukan yang berwarna gelap, terlindung dari sinar matahari, permukaan terbuka lebar, dan berisi air tawar jernih.
* Tempat perindukan nyamuk (tempat telur nyamuk) terletak di dalam maupun di luar rumah. Tempat perindukan di dalam rumah contohnya antara lain bak air mandi, bak air WC, tandon air minum, tempayan, gentong air, ember, dan lain-lain.
* Sementara, tempat perindukan di luar rumah antara lain drum, kaleng bekas, botol bekas, pot bekas, pot tanaman hias yang terisi air hujan, dan lain-lain. Tempat perindukan nyamuk juga dapat ditemukan pada tempat penampungan udara alami misalnya pada lubang pohon, potongan batang bambu, dan pelepah-pelepah daun.
Penyakit yang Dibawa Nyamuk
Berikut ini, macam-macam penyakit yang dibawa oleh nyamuk.
* Malaria
Sebenarnya, penyakit malaria ini tidak secara langsung disebabkan oleh nyamuk, melainkan oleh parasit plasmodium. Nyamuk Anopheles betina merupakan sosok yang menjadi perantara penularan penyakit ini.
Malaria sudah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menyebabkan kematian sejumlah 500 ribu nyawa setiap tahun. Indonesia sendiri adalah salah satu daerah endemis terutama pada daerah Indonesia Timur. Di sini, jenis Plasmodium Falciparum dan Plasmodium Vivax yang paling sering ditemukan.
* Demam Berdarah
Demam berdarah adalah salah satu penyakit mematikan yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini membawa virus yang dinamakan virus dengue. Di Indonesia, penyakit ini sering disingkat DBD.
Aedes Aegypti sendiri berkembang biak dengan baik di wilayah yang padat penduduk, memiliki iklim lembab, dan hangat. Gejala yang ditunjukkan dari penyakit DBD adalah demam tinggi, nyeri mata, sakit kepala parah, nyeri sendi, dan sebagainya.
* Chikungunya
Tidak berbeda dengan penyakit sebelumnya, Chikungunya disebabkan pula oleh Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang sudah terinfeksi oleh virus penyebab Chikungunya.
Gejalanya antara lain demam tinggi, menggigil, dan nyeri otot parah yang dapat menghalangi penderita dalam beraktivitas fisik.
* Demam Kuning
Demam Kuning paling banyak menjangkit daerah Afrika dan daerah tropis lainnya. Penyebab penyakit ini adalah virus yang diperantarai oleh nyamuk Aedes dan juga Haemagogus. Penderita akan mengalami demam mendadak, sakit kepala yang parah, dan juga menggigil.
Tidak jarang, penderita akan mengalami muntah, nyeri, mual, mudah lelah, dan lemah. Selanjutnya, akan timbul kerusakan pada organ hati yang membuat mata dan kulit berubah warna menjadi kuning.
* Filariasis
Filariasis disebut juga dengan kaki gajah. Penyakit ini banyak terjadi di daerah tropis. Penyebabnya adalah parasit cacing yang mempunyai bentuk seperti benang. Spesies cacing yang menyebabkan penyakit ini di antaranya Wuchereria Bancrofti dan Brugia Malayi.
Jika tidak diobati, akan terjadi peradangan yang berkembang menjadi pengerasan pembuluh darah dan juga penyumbatan aliran getah bening, yang menyebabkan penumpukan cairan pada daerah tungkai bawah kaki dan alat kelamin luar.
Nyamuk yang diketahui membawa parasit tersebut adalah Anopheles, Culex, Aedes, Anopheles, dan Armigeres.
* Zika
Penyakit ini pertama kali dapat diidentifikasi di Uganda. Penyebaran virus dapat melalui hubungan seksual atau dari ibu ke janin. Maka dari itu, wanita yang tengah hamil sangat tidak disarankan untuk mengunjungi daerah yang terinfeksi.
Virus ini menyebar dengan cepat di Amerika Latin dan Karibia. Virus yang menimbulkan penyakit ini diketahui terbawa oleh nyamuk Aedes.
Cara Membasmi Nyamuk
Meskipun mempunyai kehidupan yang tidak lama, tetapi nyamuk adalah hewan yang diwaspadai karena mempunyai sifat yang dapat membawa penyakit. Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk membasmi nyamuk, di antaranya 3M: menguras, menimbun, dan juga menutup.
* Menguras, dilakukan dengan cara menguras kolam serta penampungan udara di sekitar rumah maupun di dalamnya, sehingga dapat memutus rantai hidup jentik nyamuk.
* Menimbun barang yang bisa mendapatkan udara meskipun dalam jumlah yang sedikit, termasuk di antaranya kaleng kosong dan botol plastik. Air ini dapat menjadi tempat untuk nyamuk berkembang biak.
* Menutup, caranya adalah dengan menutup tempat penampungan udara yang ada di dalam maupun di luar rumah.
Selain tiga cara itu, kamu juga bisa menanam tanaman seperti lavender, eucalyptus, bunga ageratum, bunga marigold, dan citronella untuk mengusir nyamuk.
Nah, itu adalah penjelasan mengenai daur hidup nyamuk dan penyakit bawaan yang harus kamu ketahui. Semoga artikel ini memberikan wawasan dan inspirasi untuk selalu menjaga kebersihan, ya.