Pertama Masuk Kuliah

pengelaman kuliah

Perkuliahan bagi sebagian orang merupakan titik balik dari masa remaja menuju dewasa. Banyak yang bilang, kalau di masa SMA bisa survive, belum tentu di kuliah seperti itu. Dunia perkuliahan sangat jauh berbeda dibandingkan dunia SMA. Apalagi bagi orang yang baru Pertama Masuk Kuliah.

Banyak hal yang dituntut di perkuliahan untuk dilakukan secara mandiri dan bertanggung jawab. Mulai dari pengurusan administrasi sampai urusan hidup mandiri. Bagi orang yang sudah biasa mengurus segala hal dengan mandiri akan lebih mudah beradaptasi, lain halnya dengan orang yang biasa hidup manja.

Read More

Saya termasuk orang yang sudah terbiasa hidup mandiri, karena semenjak duduk di bangku sekolah dasar, saya sudah dipondokkan dan hidup jauh dari orang tua, dan ini berlangsung hingga saya lulus SMA.

Setelah lulus SMA, saya memutuskan untuk kuliah di Mesir, tepatnya di Al-Azhar University. Ulasan tentang pengalaman tes masuk hingga diterima dan yang lain-lain sudah saya bahas di tulisan sebelumnya. Kali ini, saya akan menceritakan pengalaman saya masuk kuliah pertama kali yang akan saya bagi dalam beberapa bab.

kuliah

Transportasi Massal

Sekolah dan perkuliahan tidak akan pernah bisa lepas dari kebutuhan akan Transportasi Massal. Tentu saja salah satu alasannya karena tidak semua siswa mempunyai alat transportasi pribadi.

Para pelajar di Mesir sangat jarang menggunakan kendaraan pribadi seperti motor untuk pergi kuliah. Bukan karena tidak diperbolehkan, tapi lebih kepada takut kehilangan. Sekedar info, Mesir saat ini merupakan negara dengan tingkat kriminalitas yang cukup tinggi, jadi sangat beresiko membiarkan motor berada di luar ruangan tanpa ada yang menjaga.

Jadi pilihan paling logis sekaligus cerdas adalah pergi naik bis umum, selain bisa berbarengan dengan teman-teman, harga yang diminta juga sangat murah, hanya 1 pound Mesir. Jadi pergi-pulang hanya menghabiskan 2 pound Mesir, kalau dikonversi ke rupiah sekitar 3000 rupiah. Sangat murah.

Baca Juga  Mobil Sport Murah

Jarak antara rumah yang saya sewa bersama teman-teman jauh dari kuliah, sehingga setiap pergi kuliah hampir selalu naik bis umum. Bis umum ini bukannya tanpa resiko, resiko yang biasa menghantui orang yang naik bis umum adalah kecopetan, bahkan kadang terjadi penodongan. ya intinya kami harus waspada dimana pun kami berada.

Ekspektasi yang Tinggi

Layaknya kebanyakan orang bila menghadapi sesuatu yang baru, pasti sebelumnya mempunyai ekspektasi terhadap sesuatu itu, apalagi sesuatu itu bernilai baginya. Begitu juga dengan saya, ketika pertama kali akan kuliah, saya membayangkan hal-hal yang menurut saya akan saya dapati di perkuliahan.

Hal-hal yag saya bayangkan seputar apa yang ketahui tentang kuliah di Indonesia, seperti lokasi perkuliahan yang luas, taman-taman yang menghiasi setiap sudut kuliah, hingga kantin untuk tempat makan dan beristirahat.

Kenyataan di Lapangan

Sering dengar kata-kata ‘kenyataan tidak selalu seperti yang diharapkan’? kalau pernah, ini yang sebenarnya saya alami ketika berekspektasi tentang kuliah yang akan saya tempati selama 4 tahun.

Hampir semua yang saya bayangkan tidak saya dapati wujudnya di Al-Azhar. Saya membayangkan perkuliahan yang luas, ternyata saya hanya mendapati perkuliahan yang bisa dibilang sangat sempit untuk ukuran univeritas yang sudah terkenal.

Saya membayangkan komplek perkuliahan dihiasi banyak taman segar, ternyata yang saya dapati sebaliknya. Taman memang ada, tapi hanya sekedar pot-pot berisi pohon. Masih banyak lagi sebenarnya.

Tapi bukan berarti tidak ada yang bisa dibanggakan dari lingkungan perkuliahan Al-Azhar. Karena ternyata dibalik itu banyak kelebihan lain yang saya ketahui setelah beberapa kali masuk kuliah. Salah satu kelebihan yang sangat saya sukai adalah masjid Al-Azhar yang terletak tepat di belakang kuliah.

Masjid ini adalah salah satu masjid dengan sejarah yang sangat luar biasa dan  sangat tua, lebih dari 1000 tahun umur masjid ini, dan masih beroprasi normal hingga sekarang. Sejarah yang dikandung masjid ini tidak akan cukup untuk membahasnya hanya dalam satu buku, harus berbuku-buku untuk menjelaskannya.

Baca Juga  12 Makanan Khas Aceh (Ter) Lezat dan Nikmat

Masjid ini juga sangat nyaman untuk beribadah sembari melepas penat sejenak. Ruangannya sejuk dengan angin semilir yang berhembus dari tengah masjid beratap terbuka.

Masjid ini juga termasuk masjid yang sangat populer di dunia Islam, banyak ulama dunia yang berasal dari masjid ini. Jadi sebenarnya dengan begini, Allah ganti semua ekspektasi saya dengan  yang lebih baik dan jauh lebih berpahala karena semakin membuat saya dekat kepada-Nya.

pengelaman kuliah

Bahasa yang Berbeda

Tidak semua negara arab memakai bahasa arab resmi dalam kehidupan sehari-harinya dan Mesir termasuk salah satu negara yang tidak memakai bahasa resmi dalam kehidupan sehari-harinya. Saya tidak terlalu kaget dengan kenyataan ini sebenarnya, yang membuat saya cukup kaget adalah ternyata di perkuliahan juga memakai bahasa yang tidak resmi.

Dalam benak saya, karena perkuliahan adalah lembaga formal, maka bahasa yang dipakai juga formal. eh ternyata masih banyak juga dosen yang mengajar dengan bahasa non formal. Bahasa non formal atau sehari-hari ini sangat berbeda dengan bahasa formal.

Pondok-pondok pesantren di Indonesia selalu mengajarkan bahasa Arab resmi. Jadi, kebanyakan pelajar yang baru sampai di Mesir akan tertegun dengan apa yang mereka dengar. Begitu juga dengan saya. Sulit sekali pada awalnya untuk memahami bahasa ini.

Selain bahasanya yang susah untuk dipahami, mereka juga berbicara dengan cepat dan logat khas Mesir. Untuk memahami bahasa seperti ini, seseorang harus berinteraksi langsung dengan penduduk setempat dan menyerap dengan cepat. Ini juga yang saya lakukan.

Salah satu cara yang saya lakukan adalah dengan memperhatikan orang Mesir ketika berbicara, saya perhatikan mimik wajah dan suara yang keluar dari mulutnya. Ini sangat membantu untuk membiasakan telinga dengan bahasa tadi sehingga semakin memudahkan saya untuk memahami maksud dari perkataan seseorang.

Normalnya, seseorang sudah lumayan mengusai dasar bahasa sehari-hari setelah 6 bulan lebih tinggal di Mesir, dengan syarat tidak berdiam diri di rumah saja.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.