Pembahasan tentang kuliner selalu menarik. Banyak yang bisa kita ketahui tentang selera dan karakter suatu masyarakat dari selera kuliner mereka. Contoh yang bisa dijadikan sample adalah selera masakan orang Padang, cita rasa dan kontur masakan sedikit banyak menjelaskan serela dan karakter orang Padang.
Masakan Padang yang biasa kita temui seringnya bercitarasa pedas dengan kontur warna yang mencolok di mata. Masakannya cenderung lebih merah dan kuning karena campuran cabai. Masakan yang seperti ini ternyata selaras dengan karekter orang Padang. Mereka dikenal mempunyai kepribadian yang sedikit lebih keras dibandingkan orang Jawa.
Begitu juga dengan orang Mesir. Masakan mereka cenderung lebih minim cita rasa dan lebih cepat proses pembuatannya. Ini bisa kita lihat pada karekter mereka yang cenderung easy going, tidak mudah gengsi dan cepat memaafkan. Kita juga bisa menyebutnya, tidak mau ambil pusing.
Ulasan kali ini melanjutkan ulasan pada judul sebelumnya, kalau sebelumnya saya membahas tentang makanan pokok orang Mesir, kali ini saya akan mengulas tentang makanan yang mereka jadikan sebagai lauk pauk untuk menemani makanan pokok sekaligus jenis minuman yang biasa mereka konsumsi.
Lauk Pauk
Lauk pauk yang biasa dikonsumsi orang Mesir ketika makan dengan roti Isy, berbeda dengan lauk yang dikonsumsi dengan nasi. Sekedar informasi, di Mesir juga lumayan banyak yang menjadikan nasi sebagai makanan pokok, tetapi bisa dipastikan sebagian besar makanan pokok orang Mesir adalah roti.
Cita rasa yang ditawarkan sebenarnya beragam, tetati ya itu tadi, minim racikan bumbu dan terkesan asal cepat jadi. Saya akan menjelaskan beberapa lauk yang populer di kalangan masyarakat Mesir, termasuk di kalangan orang Indonesia yang sudah lama bermukim di Mesir.
To’miyah
Bisa dibilang ini salah satu makanan yang paling populer di Mesir, bahkan di kalangan orang-orang Indonesia sekalipun. Makanan yang biasanya menemani Isy ini mempunyai cita rasa yang paling gurih dibanding lauk yang lain.
To’miyah terbuat dari adonan kacang, saya kurang tahu persis kacang jenis apa, yang jelas kacang tersebut digiling kemudian dicampur dengan bahan lain, setelah itu di bentuk dengan tangan, ditambahi sedikit cacahan kacang dan daun yang membuat masakan menjadi harum dan langsung digoreng dengan minyak.
Sebenarnya cara pembuatannya mirip dengan pembuatan bakpia, hanya saja bahan utama yang dipakai disini bukan tepung tetapi olahan kacang. Untuk rasa To’miyah ini, cenderung lebih masuk di lidah orang Indonesia kebanyakan, dikarenakan rasanya yang gurih dan teksturnya yang agak kasar, kalau saya menggambarkan seperti makan perkedel rasa kerupuk gurih. hehe.
Shakshuka
Namanya sekilas mirip nama makanan jepang, tapi jangan salah ini adalah Kuliner Khas Mesir yang cukup populer di kalangan pelajar Indonesia di Mesir. Dulu, ketika saya dan teman-teman baru mendarat pertama kali di Mesir, kami langsung diberi makan dengan makanan khas orang Mesir oleh senior yang mengurusi kami, termasuk Shakshuka ini.
Shakshuka ini berbahan dasar telur, dicampur dengan berbagai bumbu dasar, seperti bawang merah, bawang putih dan bubuk cabai. Rasanya juga standar menurut saya, seperti makan telur dengan saos. Yang jelas, ini jauh lebih enak dibandingkan Ful, makanan yang saya ulas di tulisan sebelumnya.
Dalam daftar makanan, shaksuka ini mempunyai saudara kembar, saya menyebutnya begitu. Nama makanan itu adalah Minsyaah. Untuk yang satu ini akan saya jelaskan pada bab selanjutnya.
Minsyaah
Nah, makanan yang satu ini sering kita jumpai juga di Indonesia. Makanan ini berbahan dasar terong dan bumbu-bumbu dasar seperti bawang merah dan putih ditambah dengan cabe merah dan tomat. Di Indonesia kita biasa menyebutnya sambel terong.
Hanya bedanya sambel terong khas Indonesia dengan Minsyaah adalah pada tingkat kepedasannya. Sambel terong khas Indonesia jauh lebih pedas dibanding Minsyaah, seperti yang saya jelaskan di awal bahwa orang Mesir tidak terlalu suka dengan masakan yang pedas, Bahkan sepengamatan saya, Minsyaah ini cenderung terasa manis.
Minuman
Orang Mesir mempunyai selera minum yang menurut saya sangat bagus bagi kesehatan. Mereka terbiasa minum jus buah-buahan. Katakanlah mangga, jeruk, apel, strobery, alpukat hingga coktail atau minuman yang mengandung bermacam-macam jenis buah.
Kita di Indonesia biasa mendapati kafe-kafe yang berjualan kopi, kalau di Mesir budaya seperti itu saya dapati berbentuk tempat-tempat jual jus buah. Apalagi ketika musim panas, bisa dipastikan tempat-tempat seperti itu membludak dari sore hingga tengah malam.
Satu hal yang sangat saya sukai dari jus buah di Mesir adalah, mereka membuatnya original, tanpa ada tambahan susu dan campuran lainnya, jadi benar-benar asli, dan yang jelas, rasa tidak pernah bisa berbohong. Jus yang asli jauh lebih nikmat dan segar dari yang ditambahi susu.
Sekian pembahasan saya tentang Kuliner Khas Mesir, semoga bisa menambah wawasan anda tentang masakan Mesir.
Sebagian besar masyarakat Indonesia pasti pernah mendengar tentang keajaiban air zam-zam. Ya, air yang menurut sejarah Islam ditemukan oleh Siti Hajar ini tak pernah kering meski berada di tanah Arab yang kering dan sangat jarang terjadi hujan.Umat Islam mempercayai hal tersebut sebagai mukjizat dari Allah swt seperti yang tercantum dalam kitab suci Al Qur’an. Air zam-zam ditemukan oleh Siti hajar setelah sebelumnya ia berlari bolak-balik antara padang Safa dan Marwah.Air zam-zam tidak pernah habis meski terus dipakai dan dikonsumsi oleh jutaan umat Islam di dunia yang melakukan ibadah ke tanah Suci. Bahkan tak jarang dari mereka membawa pulang puluhan liter air zam-zam untuk dibawa pulang ke negeri asalnya. Keajaiban air Zam-Zam di Mata Ilmiah