Hewan Trenggiling adalah salah satu jenis hewan yang paling banyak diperdagangkan di dunia ini. Bahkan permintaan dari trenggiling ini selalu tinggi di kawasan Asia.
Mulai dari diambil sisiknya yang akan dipakai untuk pengobatan tradisional dari China, sampai daging trenggiling yang dijadikan sebagai santapan mewah di negara Vietnam.
Sisik hewan ini mengandung keratin yang juga ada di kuku manusia. Karena mengandung keratin ini, sisik trenggiling sering dicari untuk menjadi bahan pengobatan tradisional di China.
Konon katanya, sisik dari trenggiling ini bisa dijadikan obat dari radang sendi, bisa meningkatkan produksi ASI dan juga bisa digunakan untuk obat kuat laki-laki. Padahal sebenarnya tidak ada riset ilmiah yang bisa mendukung mitos ini.
9 Fakta Tentang Hewan Trenggiling
Menurut badan internasional pelestarian alam, hewan ini termasuk dalam jenis mamalia yang terancam mengalami kepunahan. Bahkan seekor trenggiling diambil setiap menit dari habitat aslinya, karena itu trenggiling ini menjadi salah satu hewan mamalia yang sering dijual secara ilegal. Namun walaupun begitu masih ada yang tidak tahu mengenai hewan ini, apalagi di dunia internasional.
Trenggiling sebenarnya sudah diburu sejak lama. Tujuan dari perburuan trenggiling ini adalah untuk diambil kulit dan dijadikan sebagai bahan pembuatan obat-obatan. Ada beberapa fakta yang menarik tentang trenggiling, berikut adalah fakta tentang trenggiling yang wajib anda ketahui.
1. Memiliki 8 Jenis Spesies Di Dunia
Tahukah Sahabat JH bahwa 8 spesies trenggiling ini 4 diantaranya tersebar di Afrika dan 4 lainnya di Asia. Trenggiling memiliki dua spesies yang hampir punah yaitu spesies Jawa dan Sunda menurut daftar merah IUCN karena banyaknya perdagangan liar.
Selain itu, ada salah satu jenis spesies trenggiling yang juga terancam punah yakni jenis trenggiling China yang sudah dicatat sebagai hewan yang hampir punah dan sudah masuk daftar merah badan Internasional pelestarian alam sejak tahun 1990 lalu.
2. Sisik Yang Keras Untuk Melindungi Dari Predator
Trenggiling memiliki ciri khas yaitu pada sisiknya yang keras hal ini menguntungkan bagi trenggiling saat hendak dimangsa oleh predator besar seperti singa, harimau dan lainnya. Trenggiling akan menggulung dirinya ke dalam seperti bola sehingga tubuhnya ditutupi oleh sisiknya yang keras yang sangat efektif melindungi diri dari predator.
Namun hal ini tidak berlaku bagi trenggiling melindungi diri dari manusia. Sebab saat trenggiling menggulung dirinya otomatis trenggiling akan terdiam di tempat dan memudahkan manusia untuk mengambilnya.
3. Sisik Trenggiling Terbuat Dari Keratin
Sekitar 20% berat trenggiling berasal dari berat sisiknya. Trenggiling menjadi satu-satunya mamalia yang tubuhnya dipenuhi oleh sisik dari keratin sejenis material yang juga membentuk kuku kita.
Justru sisiknya yang terbuat dari keratin itu yang menyebabkan banyaknya perdagangan liar karena banyak orang yang percaya bahwa sisik trenggiling ini dapat menjadi obat.
4. Memiliki Lidah Yang Bisa Lebih Panjang Dari Tubuh
Berikutnya ada fakta unik dari hewan trenggiling, dimana hewan ini Memiliki lidah yang berukuran hingga lebih dari 40 dan air liur yang lengket ini memudahkan trenggiling untuk mencari makan di bawah tanah yaitu seperti sarang semut ataupun sarang serangga jauh dari atas tanah.
5. Menelan Kerikil Setiap Memakan Semut
Trenggiling yang tidak memiliki gigi untuk mengunyah makanannya seperti semut ataupun serangga mengharuskan trenggiling untuk memakan batu kecil ataupun krikil kecil guna untuk menggiling makanannya proses ini cukup aman bagi pencernaan trenggiling karena proses ini terjadi pada organ trenggiling yang juga dilapisi oleh keratin.
6. Berbau Seperti Sigung
Sama seperti hewan lain trenggiling memiliki kelenjar yang berada dekat dengan anus guna untuk mengeluarkan bau seperti sigung yang berguna untuk menandai sebuah wilayah kekuasaan trenggiling.
7. Trenggiling Bisa Memakan 20.000 Semut Setiap Hari
Trenggiling adalah salah satu hewan pemakan semut dan juga rayap, oleh sebab itu hewan ini menjadi pengendali dari semut dan juga rayap pada habitat mereka. Bahkan data dari Discover Wildlife mencatat jika seekor trenggiling dapat memakan hingga 20 ribu semut setiap hari, atau jika dikalkulasikan bisa mencapai 73 juta semut setiap tahun.
8. Trenggiling Diambil Secara Ilegal Setiap Menitnya
Menjadi hewan yang sering diperdagangkan secara ilegal hal ini karena kepercayaan sisik trenggiling yang bisa untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Tentunya trenggiling akan memiliki nilai jual yang tinggi maka dari itu orang orang menjual trenggiling hingga ke luar negeri. Dihimbaukan untuk orang orang agar tidak membeli produk yang berasal dari trenggiling agar menjaga populasi hewan ini.
9. Melahirkan Anak Paling Banyak 1 Dalam Setahun
Trenggiling merupakan jenis hewan yang mengalami proses berkembang biak yang sangat lambat. Bahkan hewan trenggiling ini melahirkan paling banyak satu anak dalam kurun waktu satu tahun.
Jadi kita membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa mengembalikan populasi dari trenggiling sama seperti dulu. Mengingat saat ini populasi dari trenggiling yang semakin lama semakin habis karena adanya perdagangan ilegal yang dilakukan oleh pasar gelap.
Kemudian selain itu, hewan ini juga tergolong sebagai hewan yang gampang stress dan juga lebih banyak meninggal dalam keadaan dikurung. Hingga sejauh ini banyak ilmuwan yang mencoba untuk mengembangbiakan trenggiling, namun sayangnya berujung gagal.
Ahli biologi di dunia juga hanya memiliki informasi yang sangat terbatas dari pergerakan trenggiling dan juga catatan populasinya. Padahal kedua hal ini menjadi acuan penting agar bisa berupaya untuk melindungi populasi trenggiling.
Trenggiling Masih Diburu Di Masa Pandemi
Saat ini dunia sedang digemparkan dengan wabah pandemi Covid-19 yang sudah menyebar ke seluruh dunia, termasuk juga di Indonesia. Namun sayangnya walaupun terjadi pandemi, perburuan ilegal trenggiling masih saja dilakukan.
Perburuan tersebut dilakukan untuk dijual secara ilegal di pasar gelap. Padahal kita semua juga sudah tahu bahwa para ahli sudah memperingatkan bahwa kemungkinan trenggiling juga bisa menjadi perantara dan penyebab penyebaran virus corona ke tubuh manusia.
Bahkan baru-baru ini tim gabungan dari COP atau Centre for Orangutan Protection berhasil menangkap seorang pedagang dan juga pemburu trenggiling di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta.
Tersangka yang berinisial HP tersebut berhasil ditangkap saat melakukan transaksi jual beli trenggiling Jawa di daerah Genjahan, Ponjong, Gunung Kidul. Dari hasil penangkapan tersebut berhasil diamankan barang bukti yaitu sisik trenggiling dengan berat 2.5 kg dan juga 1 buah timbangan yang digunakan untuk menimbang berat sisik trenggiling.
Proses penangkapan tersebut sebenarnya sudah dipantau selama lima bulan, hasil pemantauan tersebut berbuah penangkapan tersangka jual beli sisik trenggiling ilegal.
Penangkapan terjadi pukul 19:40 malam. Dimana menurut pengakuan tersangka, dirinya sudah sejak lama melakukan jual beli secara ilegal berbagai macam satwa langka.
Tersangka juga mengaku jika dirinya berhasil mendapatkan seekor trenggiling tersebut dari daerah Gunung Kidul, ia berburu di daerah tersebut yang padahal menjadi salah satu habitat dari trenggiling ini.
Sebenarnya kawasan Gunung Kidul adalah habitat yang sangat baik untuk trenggiling. Namun sayangnya karena ulah oknum dan manusia nakal membuat habitat trenggiling ini semakin menyusut jumlahnya setiap tahun.
Tersangka menetapkan harga jual sisik trenggiling ini dengan harga 2 juta rupiah setiap satu kilogramnya. Namun tim gabungan tersebut belum bisa memastikan apakah tersangka termasuk bagian dari jaringan perdagangan trenggiling internasional atau tidak.
Dalam melakukan operasi penangkapan ini, tim gabungan memiliki prinsip jika semua pedagang satwa adalah tindakan yang berbahaya, entah itu dalam skala yang besar atau skala yang kecil.
Direktor COP yakni Daniek Hendarto mengatakan jika untuk bisa mendapatkan 1 kg sisik trenggiling dibutuhkan paling tidak 4 ekor trenggiling. Jika dalam kasus ini tersangka menjual 2 kg sisik trenggiling, tentu saja ada 10 ekor trenggiling yang sudah diburu dan dibunuh.
Saat ini sendiri pedagang ilegal di pasar gelap juga semakin pintar dalam membaca dan juga cara kerja dari penegak hukum. Dimana para penjual tidak mau bertemu langsung dengan calon pembeli.
Para pelaku memilih untuk mengirim barang dengan jasa ekspedisi ketika uang sudah ditransfer. Para pelaku juga memasarkan produknya ini di sosial media, namun di grup tertutup yang cuma orang-orang terpercaya saja yang dapat bergabung dengan grup tersebut.
Sudah saatnya pelaku i harus dihukum dengan maksimal agar bisa membuat efek jera. Hal ini karena berdasarkan pengalaman, banyak pelaku yang sudah ditangkap dan hanya mendapatkan hukuman ringan. Oleh sebab itu banyak dari pedagang yang sebenarnya sudah ditangkap mereka akan kembali melakukan aktivitas jual beli sisik trenggiling di pasar gelap lagi.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 sendiri trenggiling termasuk ke dalam hewan yang dilindungi dan terancam punah. Disebutkan juga bahwa pelaku yang melakukan perdagangan satwa yang dilindungi terancam hukuman maksimal 5 tahun penjara atau dikenakan denda 100 juta.
WCS Indonesia atau Wildlife Conservation Society sendiri memiliki data bahwa dalam 10 tahun terakhir, jumlah trenggiling yang berhasilkan diselundupkan dari Indonesia ke China bisa mencapai 20 ribu lebih ekor. Tentu saja jumlah tersebut adalah angka yang sangat fantastis.
Proses penyelundupan ini juga dilakukan dengan cara yang rapi yaitu lewat jalur kargo, jalur laut atau melalui pelabuhan kecil.
Saat akan dikirim ke China, paket akan transit di Malaysia, untuk selanjutnya masuk ke dataran China. Walaupun jumlah populasi dari satwa ini masih belum diketahui secara pasti, namun status dari perdagangan hewan trenggiling ini termasuk dalam mamalia yang paling banyak dijual di Indonesia.
Sudah selayaknya kita sama-sama sadar bahwa Trenggiling adalah hewan yang langka dan wajib kita lindungi. Bukan malah kita jual secara ilegal di pasar gelap. Kasian anak cucu kita jika sampai tidak tahu dan tidak bisa melihat secara langsung hewan trenggiling ini.