Arti Deja Vu – Pernah ngga kamu merasa melakukan suatu kegiatan yang sama persis dengan masa lalu? Merasakan kondisi yang hampir sama dengan sebelumnya? Atau melihat dan mendengar sesuatu yang sama seperti sebelumnya?
Namun anehnya kamu tidak tahu atau tidak bisa mengingat kapan dan dimana kejadian itu. Seakan seperti mimpi tapi bisa benar-benar terjadi. Nah, fenomena inilah yang disebut banyak orang dengan Deja vu.
Arti Deja Vu
Deja vu sendiri berasaal dari bahasa Perancis yang berarti “pernah melihat”. Di Yunani kondisi ini disebut dengan “paramnesia” yang diambil dari kata “para” (sejajar) dan “mnimi” (ingatan).
Fenomena deja vu pertama kali diteliti dan diungkapkan oleh seorang ilmuwan Prancis, Emile Boirac. Dia telah meneletiti fenomena ini dari tahun 1851-1917 yang kemudian dibukukan dengan judul Lavenir des Seciences Psychiques.
Menurt Dr. Vernom Neppe MD, PhD, Direktur Pasific Neuropsychiatric Institute (PNI), deja vu secara ilmu kejiwaan adalah pengaruh subjektif tentang anggapan adanya kesamaan pengalaman saat ini dengan masa lalu yang susah dijelaskan.
Sedangkan Prof. James Lampinen (University of Arkansas) menjelaskan deja vu sebagai perasaan yang begitu kuat mengenai adanya kesamaan global yang terjadi pada kondisi baru.
Kenapa Deja Vu Bisa Terjadi?
Sekarang pertanyaannya adalah kenapa deja vu bisa terjadi? Apakah ini sebuah kelainan yang dialami hanya sebagian orang? Berdasarkan penelitian, fenomena deja vu dialami hampir 70% manusia di dunia. Jadi ini merupakan hal yang wajar dan kalau kamu mengalaminya tidak perlu khawatir.
Deja vu bukanlah fenomena mistis yang tidak bisa dijelaskan, banyak ilmuwan yang telah menemukan jawaban akan jawaban fenomena ini.
Deja vu terjadi karena adanya sebuah gelombang yang dialirkan ke dalam otak. Gelombang tersebut akibat dari tindakan yang dilakukan oleh manusia.
Kemudian gelombang tersebut dirubah/diterjemahkan kedalam bentuk implus listrik yang selanjutnya dikirim ke otak dan dibaca. Namun terkadang otak kita mempunyai sensitivitas tinggi sehingga gelombang yang dibaca berupa amplitudo dan frekuensi tertentu, tergantung dari kualitas kita.
Sebagai contoh, suatu waktu kita mendengarkan sebuah lagu di dalam hati, kemudian kita menyalakan radio dan di radio tersebut sedang diputar lagu yang sedang dipikirkan kita tadi. Sontak kita langsung itu adalah Deja vu.
Padahal yang sebenarnya terjadi adalah gelombang radio yang dikirim oleh stasiun pemancar, selain diterima oleh radio kita, juga dibaca oleh otak kita karena kesensitifan otak kita dalam menerima gelombang listrik tadi.
Ada juga teori lain yang menjelaskan fenomena Deja Vu, yaitu Optical Pathway. Teori ini menjelaskan bahwa deja vu terjadi ketika sensansi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak dan dipersepsikan lebih dulu oleh mata satunya. Sehingga mengakibatkan perasaan tidak asing pada suatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat atau dialami.
Namun teori ini dipatahkan setelah diketahui bahwa orang buta pun bisa mengalamai deja vu melalui pendengaran, perabaan dan penciumannya.
Deja vu dipengaruhi oleh faktor usia
Beberapa ilmuwan juga berpendapat bawha salah satu faktor terjadinya deja vu karena faktor umur manusia. Misalnya ilmuwan asal Jepang, Susumu Tonegawa yang melakukan percobaan dengan menggunakan seekor tikus.
Caranya yaitu dengan membandingkan ingatan pribadi (episodik) dengan ingatan baru yang tercatat dalam dentate gyrus. Dia menemukan tikus yang memiliki dentate gyrus tidak normal akan kesulitan membedakan dua situasi yang serupa tapi tak sama.
Penelitian ini, tambahnya, bisa menjelaskan mengapa seiring bertambahnya usia seseorang maka akan semakin sering mengalami deja vu dan munculnya penyakit-penyakit degenarif misalnya Alzheimer.
Macam-macam Deja Vu
Fenomena deja vu pada seseorang terjadi dalam berbagai bentuk, ada yang secara jelas dan detail, ada yang hanya bisa mengingat tempat kejadian dan ada yang samar-samar.
Secara umum, deja vu dibagi menjadi:
1. Deja Vu
Jenis ini yang paling banyak dialami oleh seseorang, dimana kita merasakan kondisi yang sama dengan sebelumnya dan yakin bahwa kondisi tersebut benar-benar terjadi di masa lalu.
Seringkali orang yang mengalami ini akan diikuti oleh perasaan takut, aneh dan rasa familiar yang begitu kuat.
2. Deja Vecu
Deja Vecu sifatnya lebih kuat daripada Deja vu. Perasaan pernah mengalami kondisi yang sama pada masa lampau tergambar lebih detail, misalnya bau ataupun suara.
3. Deja Senti
Contoh dari deja senti, seuatu ketika kamu pernah merasakan sesuatu dan berkata ” Oh iya saya ingat atau Oh ya saya tau!”, kemudian satu dua menit sadar bahwa sebenarnya kamu tidak pernah berbicara apa pun.
4. Jamais Vu
Ini merupakan kebalikan dari deja vu, dimana seseorang malah kehilangan ingatan dalam mengingat sesuatu hal yang pernah terjadi sebelumnya.
5. Deja Visite
Jenis ini menitipberatkn pada memori seseorang akan sebuah tempat yang belum pernah dia datangi sebelumnya namun merasa pernah merasa berada pada tempat yang sama. Deja Visite lebih berkaitan dengan lokasi dan geografi.
Itulah penjelasan tentang arti deja vu dan kenapa bisa terjadi. Sekarang sudah pahamkan kenapa tiba-tiba suatu waktu kita merasa sudah pernah berada atau mengalami kondisi yang sama.