Ayam hutan hijau merupakan salah satu hewan yang sangat berpeluang sebagai sumber penghasilan bagi keluarga Anda. Hewan yang satu ini juga cukup mudah untuk dibudidayakan serta tiap ekornya bisa menghasilkan pemasukan sampai jutaan rupiah. Untuk itu, Anda harus mencoba membudidayakannya.
Beternak hewan yang satu ini bisa jadi sumber untuk memulihkan kondisi keuangan keluarga. Jika Anda berminat untuk membudidayakannya, maka silahkan simak penjelasan selanjutnya di bawah ini.
Apa Itu Ayam Jenis Hutan Hijau?
Mungkin sebagian masyarakat Indonesia masih asing mendengar jenis ayam yang satu ini. Namun, ada penyebutan lain yaitu ayam bekisar dan pasti sudah tidak asing lagi bukan sekarang? Memang jika hutan hijau kawin maka namanya berubah menjadi bekisar.
Meskipun ayam jenis ini masih terbilang kurang populer, namun jika dibudidayakan dan dipasarkan maka akan memiliki prospek yang sangat bagus.
Ayam ini memiliki nama latin Gallus varius dan memang asli dari Tanah Air. Anda bisa menemukan hewan yang satu ini di beberapa wilayah seperti Bali, Nusa Tenggara & Jawa.
Akan tetapi, sangat disayangkan, sebab populasinya sudah mulai terancam punah. Hal ini tentu saja diakibatkan oleh para pemburu yang tidak taat dengan peraturan sehingga main asal mengambil ayam ini tanpa memikirkan dampaknyanya. Walaupun mahal harganya, tetapi jangan sampai jadi pemburu nakal.
Untuk menghindari kepunahan dari ayam tersebut maka sudah mulai banyak orang yang ingin membudidayakannya. Cara tersebut termasuk tepat sebab tidak akan mengganggu tempat tinggalnya. Memang akan ada kesulitan dalam merawatnya sebab hewan yang satu ini tergolong ayam liar.
Persiapan Budidaya Ayam Hutan Hijau
Untuk bisa membudidayakan ayam ini, maka lakukan persiapan terlebih dahulu. Pertama, Anda harus menyiapkan tempat tinggal untuk Ayam hutan hijau yakni berupa kandang.
Mengapa perlu mempersiapkan kandang? Walaupun tergolong ayam liar dan suka hidup bebas, kandang tetap harus disiapkan dalam proses budidaya sebab hal itulah yang akan mengurangi sifat liar dari hewan tersebut.
Membuat kandang juga harus tepat dan sesuai karakter hewan liar yang satu itu. Buatlah kandang yang sangat nyaman untuk menghilangkan stress dari ayam tersebut dan ayam mudah beradaptasi dengan tempat baru. Sehingga, lama kelamaan sifat liarnya pun akan berkurang dan menjadi jinak kepada Anda.
Untuk ukuran kandang tersebut minimal sebesar 5 x 5 meter dihitung dari lantai. Untuk bagian penutup atasnya, usahakan juga senyaman mungkin seperti terbuat dari asbes. Bagian dinding buatlah dari bahan semi permanen. Tinggi bangunannya jangan sampai melebihi angka 3 x 5 meter.
Sedangkan untuk menghindari bosan yang akan diderita oleh ayam liar itu, buatkanlah sebuah ruangan di bagian samping kandang. Jangan lupa berikanlah pagar pembatas pada bagian kanan kirinya agar ayam tersebut tidak mudah kabur ke tempat yang jauh.
1. Pilih Indukan Ayam Hijau
Setelah dipastikan bahwa kandang siap digunakan, langkah kedua adalah memilih indukan ayam. Penting untuk mendapatkan indukan yang tepat, sebab akan menentukan kualitas anakan yang dilahirkan nanti. Cara yang bisa digunakan adalah mengetahui perbedaan karakteristik betina dan jantan.
Ayam jantan memiliki karakteristik bentuknya lebih bagus dari sisi bulu berwarna hijau yang berpadu dengan ungu serta warna lainnya. Ayam jantan hutan hijau juga ukurannya relatif lebih besar dibanding dengan si betina. Sedangkan warna bulu betina berupa campuran antara hitam dan coklat.
Selain melihat bagian fisiknya, juga carilah ayam yang geraknya sangat lincah dan aktif serta jika berkokok suaranya menggelegar. Jika telah menemukan yang tepat maka periksalah sekali lagi barangkali tubuhnya luka atau cacat. Jangan memilih indukan yang terserang hama atau penyakit.
Jumlah indukan yang bisa Anda siapkan setidaknya sebanyak 3 untuk ayam betina dan 1 jantan. Kemudian, letakkanlah di dalam satu kandang yang sama. Jika Anda tidak bisa memilih indukan maka ajaklah teman yang lebih mengetahui tentang hal tersebut.
2. Mengawinkan Keduanya
Setelah selesai memilih indukan yang tepat, maka selanjutnya adalah mengawinkan keduanya. Pertama adalah letakkanlah di dalam satu tempat agar menjadi lebih dekat. Jika telah menunjukkan ketertarikan satu sama lain maka langsung kawinkan keduanya.
Proses pendekatan yang dibutuhkan memang relatif lama, sebab sifat liar dari jenis ayam ini agak sulit dihilangkan. Jika indukan betinanya banyak maka biarkan ayam jantan yang memilih siapa untuk dikawinkan. Saat betina sudah menunjukkan sikap agresif maka itu adalah pertanda yang sangat baik.
Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan tempat yang akan digunakan untuk ayam betina jika mulai bertelur. Anda harus mempersiapkannya agar memudahkan untuk mengambil telur-telur dari ayam tersebut.
3. Melakukan Perawatan Secara Rutin
Jika Anda memilih untuk membudidayakan hewan yang satu ini, maka jangan lupa untuk melakukan pemeliharaan secara rutin. Yang pertama dengan menyiapkan pakan untuk hewan tersebut. Ayam jenis hutan hijau jika di tempat tinggal aslinya sangat suka untuk memakan cacing atau bisa saja serangga.
Oleh sebab itu, Anda harus menyiapkan pakan berupa biji-biian dan apa saja yang berisi kandungan protein. Untuk waktu pemberian pakan kepada ayam jenis tersebut biasanya 2 sampai 3 kali dalam satu hari. Anda harus benar-benar memperhatikan hal ini agar ayam tumbuh segar dan sehat.
Kedua adalah pemberian vaksinasi terhadap ayam peliharaan Anda. Berikanlah vaksin selama 3 sampai 6 bulan sekali dengan bantuan pihak yang mengerti tentang hal tersebut. Jika Anda tidak melakukan hal tersebut, dikhawatirkan ayam akan mudah terserang virus dan bisa terkena suatu penyakit.
Pemberian vitamin secara rutin juga penting untuk dilakukan. Fungsi dari vitamin adalah menambah kekebalan tubuh dan nafsu makan terjaga. Terakhir adalah membersihkan hama serta kutu di sekitar kandang ayam. Hal tersebut harus dilakukan agar tidak ada ayam yang dengan mudah terkena virus.
Ciri-Ciri Ayam Jenis Hutan Hijau
Setelah mengetahui bagaimana cara untuk membudidayakan hewan tersebut maka selanjutnya adalah mengenal ciri-ciri dari ayam itu. Pertama, ayam ini termasuk ke dalam kategori aves atau burung yang berukuran besar. Ia memiliki panjang tubuh 60 cm untuk jantan dan 42 cm yang jenis ayam betina.
Bagian jengger yang dimiliki ayam berjenis kelamin jantan tidak mempunyai gerigi dan memiliki warna merah bercampur dengan biru. Bulu-bulunya sangat indah dengan warna hijau dan sangat berkilau berpadu dengan hitam pada bagian pinggirnya.
Ayam jenis ini lebih suka tinggal di bagian dahan pohon yang tingginya kurang lebih 1 sampai 4 meter. Dalam proses berkembangbiak, ayam yang satu ini akan membuat alas dari tanah dicampur dengan rumput dan sekali berkembangbiak bisa menghasilkan 5 sampai 10 butir telur.
Ayam yang satu ini juga telah dilengkapi dengan kemampuan untuk terbang tinggi dibanding dengan jenis lainnya. Kemampuan terbangnya bisa mencapai setinggi kurang lebih 7 meter secara vertikal dan bisa mencapai ratusan meter jika horizontal.
Mengenal Nama Lain dari Ayam Hijau
Ternyata walaupun namanya masih terdengar asing di telinga Anda, ayam jenis ini juga mempunyai nama lain. Di antara nama lainnya adalah Canghegar atau Cangehgar dan ajeng. Penyebutan ini sering dilakukan oleh masyarakat suku Sunda. Sedangkan Ajem sering terdengar dari mulut orang Madura.
Orang Jawa pun juga memiliki penyebutan yang berbeda pada ayam yang satu ini yakni Ayam alas bahkan ada juga masyarakat memanggil dengan nama lain seperti Hutan Merah. Jika dalam Bahasa Inggris, ia disebut dengan Green Junglefowl, Javan Junglefowl, Forktail dan Green Javanese Junglefowl.
Jika Anda melakukan proses perkawinan ayam ini dengan jenis bekisar maka akan menghasilkan anakan yang memiliki bulu-bulu indah dan menawan serta suara kokoknya pun besar dan merdu. Pilihan ayam ini memang sangat tepat jika digunakan untuk membuka peluang usaha di dunia kerja.
Coba Anda dengarkan suara kokoknya di pagi hari dan bandingkan dengan ayam jenis lainnya. Suaranya pasti amat sangat merdu dan besar. Namun demikian, untuk yang berjenis kelamin betina suara kokoknya terdengar lebih kecil tapi nyaring.
Persebaran Ayam Jenis Hutan Hijau
Ayam yang satu ini tersebar di beberapa wilayah seperti Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Habitatnya adalah wilayah yang terbuka, daerah yang memiliki padang rumput dan perbukitan rendah. Ayam ini juga sangat suka tinggal di dekat pantai dengan ketinggian kurang lebih 3000 meter.
Ayam jenis ini juga dimasukkan ke dalam kategori Least Concern atau memiliki risiko rendah dan jumlahnya masih aman, serta tidak masuk ke dalam hewan yang dilindungi. Meskipun sejak tahun 1998 masuk kategori aman, ayam jenis ini tetap memiliki ancaman untuk mudah punah.
Hal itu disebabkan oleh banyaknya orang yang melakukan perburuan secara liar. Oleh sebab itu, Anda jangan sampai untuk melakukan perburuan liar agar tidak semakin memperburuk jumlah satwa tersebut.