Udang Vaname – Siapa suka udang? Kalau kamu pecinta seafood pasti nggak akan asing dengan salah satu jenisnya ini. Selain cumi, kepiting, dan kerang, udang adalah jenis seafood yang lebih mudah ditemukan.
Ada dua jenis udang yang biasa dijual di pasaran yaitu udang tambak atau air tawar dan udang laut. Ukuran udang pun berbeda-beda, udang sendiri merupakan kerabat dari lobster hanya saja ukurannya lebih kecil.
Di antara semua jenis, udang vaname adalah yang paling terkenal. Mengapa? Karena udang ini memiliki rasa yang sangat gurih. Ditambah lagi ketahanannya terhadap penyakit mempermudah budidaya udang.
Tertarik untuk budidaya udang vaname yang memberikan banyak untung ini? Simak dulu caranya berikut.
Morfologi Udang Vaname
Apa itu udang jenis vaname? Udang ini memiliki nama lain Litopenaeus Vannamei. Secara morfologi, tubuh udang memiliki buku-buku dan memiliki kebiasaan untuk berganti kulit luar secara periodik.
Tubuh udang berfungsi untuk bergerak, makan serta bersembunyi ke dalam lumpur. Mereka bernapas menggunakan insang dan memiliki organ sensor yang bentuknya seperti antena.
Kulit vaname lebih tipis tetapi keras yang memiliki bahan chitin warnanya putih kekuningan. Kaki udang berwarna putih tak seperti udang lain yang warnanya hitam. Sedangkan ukurannya lebih kecil dari udang jerbung.
Pada bagian kepala udang, terdapat antena dan antenula serta mandibula atau tulang rahang bawah. Mereka memiliki dua pasang maxillae atau tulang rahang bagian atas. Mereka juga memiliki lima pasang kaki di bagian kepala.
Sedangkan dari perut terdapat 6 ruas buku-buku dengan 5 pasang kaki yang berfungsi untuk berenang. Terdapat juga sepasang ekor berbentuk kipas dengan ekor.
Sangat mudah membedakan udang vaname dengan jenis udang lainnya karena warnanya yang lebih putih. Kandungan yang dimiliki udang ini sama seperti seafood lainnya yaitu vitamin A dan E, fosfor, kalsium, dan potassium.
Asam lemak omega 3 nya sangat tinggi yang sangat bagus untuk membantu kinerja otak. Udang ini sangat disukai oleh semua kalangan dan harga udang vaname cukup terjangkau.
Mengapa Memilih Udang Vaname untuk Dibudidayakan
Si Vaname sendiri ternyata bukan jenis udang asli dari Indonesia. Mereka berasal dari Amerika tepatnya di pantai barat yang merupakan daerah subtropis. Keberadaanya banyak ditemukan dari Teluk California hingga wilayah Amerika Selatan.
Budidaya vaname di Indonesia dimulai sejak tahun ‘96, pada saat itu udang windu mengalami penurunan panen akibat serangan virus. Sehingga vaname pun dipilih karena ketahanannya terhadap penyakit.
Alasan dari vaname terkenal bukan karena rasa dan ukurannya yang cukup besar. Di Indonesia udang telah menjadi komoditi ekspor yang besar bahkan nilainya sampai 3,6 triliunan setiap tahun.
Sebagai negara pengekspor udang, Indonesia berada di peringkat ketiga dunia. Negara yang menempati peringkat pertama adalah India dan Thailand. Selain vaname, jenis udang yang turut meningkatkan komoditi ekspor Indonesia adalah udang windu.
Ada beberapa keunggulan dari vaname dibandingkan udang lainnya yaitu sebagai berikut :
1. Memiliki ukuran besar, per minggunya vaname dapat tumbuh 3 gram.
2. Mampu dipelihara di ruang dengan kepadatan tinggi yaitu 150 ekor per m2.
3. Dapat dibudidayakan pada salinitas lebar yaitu 0.5-45 ppt.
4. Hanya membutuhkan makanan dengan protein rendah yaitu 20 hingga 35% saja.
Salah satu contoh tempat budidaya udang vaname di Indonesia adalah Desa Pantai Baktu di Jawa Barat. Di desa ini terdapat beberapa hektar lahan yang digunakan untuk budidaya. Bahkan pada awal tahun 2019 lagi presiden Jokowi sempat melakukan penen bersama.
Di desa tersebut setiap hektarnya mampu menghasilkan keuntungan sebanyak 317 juta rupiah. Sebanyak 5 ton udang dipanen, padahal satu hektarnya saja hanya membutuhkan modal sebesar 180 juta rupiah.
Jadi bisa dibayangkan bagaimana untungnya jika membudidayakan vaname walaupun tak sampai 1 hektar. Jika melakukannya secara rutin untungnya pasti bisa mencapai milyaran bukan.
Apakah masih tidak tertarik untuk mulai budidaya vaname dengan untung yang begitu banyak ini?
Cara Memulai Budidaya Udang Vaname
Sudah siap untuk memulai budidaya udang vaname? Ada beberapa hal yang harus diperhatikan soal pembuatan tambak, pakan hingga menjaga ketahanan air. Pertumbuhan dari udang ini pun relatif singkat yaitu sekitar 90 hingga 100 hari.
Kemudahannya juga dibantu dengan sifat udang yang mudah untuk beradaptasi dengan kondisi air. Asalkan pemilihan bibitnya sudah berkualitas. Berikut ini beberapa cara budidaya udang vaname yang bisa diikuti.
1. Mempersiapkan Tempat untuk Tambak Udang
Tempat budidaya udang adalah tambak yang menggunakan air tawar. Pembuatan tambak udang tidak bisa sembarangan dengan membuat kubangan besar di atas tanah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti cara mengeringkan, pembajakan hingga pengembalian pH dan persiapannya.
Tambak yang bagus akan mempercepat oksidasi hingga keasaman tanah akan netral. Sehingga gas beracun dalam tanah serta hama akan mati dan tidak merusak tambak nantinya.
Pertama, proses pengeringan tambak dilakukan selama tiga hari. Pastikan proses pengeringan dilakukan musim kemarau sehingga tanah benar-benar kering. Bakteri pun akan mati melalui proses pengeringan ini.
Kedua, adalah melakukan pembajakan tanah yang berfungsi untuk membuka tanah sedalam 10 cm. Semua sampah dan tanaman kering akan hilang setelah pembajakan. Selain itu lumpur juga akan terangkat sehingga tambak tidak berbau busuk.
Ketiga, perlu mengembalikan pH tanah yang akan membantu pertumbuhan udang. Tanah yang terlalu asam akan membunuh udang. Ukuran pH yang standar adalah 7.5 sampai 8.5. Pada angka tersebut pertumbuhan udang akan lebih cepat.
Cara untuk membuat pH pada tingkat keasaman yang standar adalah dengan dulur-dulur atau kapur pertanian. Ukur terlebih dahulu angka pH sebelum memberikan kapur pertanian. Jika terlalu kecil angkanya bisa menambahkan lebih banyak.
Dosis pemberiannya adalah :
– pH yang kurang dari 4 membutuhkan kapur pertanian 500 hingga 100 kg per ha.
– pH dari 5 sampai 6 membutuhkan kapur pertanian 250 hingga 500 kg per ha.
– pH dari angka 6 membutuhkan kapur pertanian sebanyak 100 hingga 25 kg per ha.
Kapur pertanian atau dolomite harus diaduk terlebih dahulu ke dalam tanah kemudian didiamkan 2 hingga 3 hari.
Ukur kembali tingkat pH dengan pH meter, jika belum berubah, tambahkan sesuai ketentuan di atas.
Keempat adalah persiapan terakhir yaitu memberikan pupuk organik yang dicampur dengan pupuk kandang serta disemprot dengan GDM Black Bos. Tambak juga ditambah dengan pupuk urea dengan takaran 10 hingga 20 kg per ha.
Berikan juga saponin sebanyak 10-12 ppm dan diamkan selama 2 hingga 3 hari. Terakhir tambak siap diisi air dengan pemberian suplemen organik cair.
2. Cara memilih Bibit Udang dan Menerbakannya
Tambak sudah siap tinggal diisi dengan benur atau bobot udang. Namun perlu diketahui juga bibit udang vaname mana yang berkualitas. Karena bentuknya yang sangat kecil maka perlu ketelitian dalam memilih.
Ciri dari bibit yang bagus adalah memiliki ukuran yang seragam dengan organ tubuhnya lengkap tidak cacat. Tubuh dari bibit lebih ramping dan bentuknya memanjang.
Bisa juga dilihat dari warnanya yaitu transparan serta bebas kotoran atau lumut. Benih juga memiliki pergerakan yang lebih lincah atau aktif. Benur udang kemudian tidak langsung ditebarkan begitu saja.
Perlu aklimatisasi air sebelumnya agar benur tidak stress dan dapat berkembang dengan baik. Jumlah penyebarannya adalah 100 hingga 125 per meter persegi.
3. Pemberian Pakan yang Tepat
Walaupun merupakan jenis udang yang mudah berkembang, tetapi juga bergantung pada pemberian pakan udang vaname. Udang di waktu umur masih anakan hanya membutuhkan 2 sampai 3 kali sehari.
Ketika mereka sudah mencapai ukuran besar 50% maka pemberiannya tiga kali lipat yaitu 5 hingga 6 kali sehari. Pemberian pakan dilakukan hingga mereka mencapai usia dewasa. Sebelum panen pakan harus dikurangi sebanyak 3%.
Tambahkan juga probiotik khusus yang akan membantu menumbuhkan plankton sebagai makanan udang, meningkatkan daya tahan tubuh udang, hingga kualitas air yang terjaga.
4. Memperhatikan Kualitas Air Tambak
Air yang digunakan dalam tambak udang bukan sekedar air biasa. Ada beberapa kadar yang harus dijaga seperti suhu dan pH. Tambak juga perlu dijaga supaya tak jadi penguapan dan kebocoran air.
Debit air harus dijaga selalu stabil dengan kualitas baik. Suhu air harus 28 – 30 derajat Celcius. Sedangkan pH standar adalah 7,5-8,5. Oksigen dalam air yang dibutuhkan adalah 4 hingga 6 ppm.
5. Cara Panen dan Pasca Panen
Proses pemanenan bisa dilakukan setiap 100 hari ketika udang memiliki berat 16 hingga 20 gram per ekornya. Panen harus dilakukan saat malam hari karena akan menjaga mutu udang.
Setelah panen dibutuhkan juga proses pasca panen yaitu mencuci udang dari lumpur. Menyortir udang sesuai dengan ukurannya dan penimbangan. Udang harus disimpan ke dalam box es secara terpisah.
Tak sulit untuk memulai budidaya udang vaname, asalkan tekun dan siap untuk mempersiapkan lahan luas untuk pembuatan tambak.