Teknologi di era ini berkembang dengan sangat pesatnya untuk berbagai bidang, salah satunya adalah di bidang konstruksi yang beriringan dengan meningkatkan pembangunan di negeri ini. Oleh sebab itu, teknologi pada bidang ini pun terus dikembangkan untuk membantu berbagai pengerjaan konstruksi.
Di Indonesia sendiri teknologi pada bidang konstruksi tidak ketinggalan zaman, apalagi adanya perangkat digital yang semakin memudahkan pengerjaan. Meski demikian, teknologi konstruksi sendiri cukup sulit dikembangkan karena berbagai tahapan pengerjaan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Akan tetapi, berikut akan kita bahas lebih jauh terkait trobosan terbaru pada teknologi konstruksi!
Terobosoan Teknologi Bidang Konstruksi
– 3D Printing
Teknologi bidang konstruksi yang akan kita bahas satu ini sebenarnya sudah cukup banyak digunakan oleh para kontraktor. Akan tetapi, memang masih banyak yang belum menggunakannya karena cara kerja yang mendetail. Di mana 3D printing atau pencetakan dalam bentuk 3D ini sendiri sangat memudahkan para kontraktor untuk membuat dan mewujudkan desain bangunan secara lebih baik.
Biasanya 3D printing sendiri diaplikasikan dalam bentuk atau ukuran kecil sebagai dummy atau contoh sebelum dibuat dalam versi asli yang besar. akan tetapi, saat ini teknologi 3D printing sudah bisa digunakan dalam skala besar. Sehingga, para kontraktor dapat membuat bangunan lebih mudah dan juga cepat, karena dapat dicetak kembali jika terjadi kesalahan.
Bahkan, beberapa negara menggunakan teknologi ini sebagai proyek pembangunan rumah bagi masyarakat menengah ke bawah. Hal ini dikarenakan pencetakan 3D diyakini dapat mempercepat proses produksi, dan bisa mengurangi biaya karena tidak perlu lagi membangun dari awal. Melainkan, teknologi bidang konstruksi satu ini bisa membuat rumah lewat pencetakan khusus.
– AR & VR
Mendengar kata VR atau virtual reality tentunya sudah tidak asing, dan bukan lagi menjadi hal yang baru. Ternyata, teknologi VR maupun juga AR alias Augmented Reality ini tidak hanya dikembangkan untuk game saja. Tetapi, pada pengerjaan konstruksi pun sangat berpengaruh untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Di mana dengan adanya teknologi satu ini, manajer konstruksi dapat secara leluasa mengawasi proses pembangunan.
Tetapi, tentunya tanpa perlu mengunjungi tempat pembangunan secara langsung. Bahkan, beberapa perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi mulai mengembangkan teknologi ini untuk mempermudah pengerjaan. Meski demikian, teknologi bidang konstruksi untuk AR dan VR ini masih membutuhkan orang atau teknisi yang tepat dan handal untuk bisa menjalankannya dengan baik. Bahkan, teknik cetak biru akan bertransisi ke arah 3D hingga 5D untuk hasil yang lebih nyata.
Material Ramah Lingkungan
Membuat bangunan tentu tidak bisa dilakukan secara sembarangan, apalagi untuk skala besar seperti gedung pencakar langit atau rumah dengan luas tertentu. Maka dari itulah, berbagai aspek perlu untuk diperhatikan secara mendetail, termasuk di dalamnya adalah pemilihan bahan atau material untuk membuat bangunan. Sering kali material ini menjadi limbah atau bahkan merusak lingkungan sekitar tanpa kita sadari.
Oleh sebab itulah, sejak tahun 1960-an dicetuskan gagasan material bangunan yang ramah untuk lingkungan. Misalnya saja dengan mencampurkan material yang biasanya digunakan dengan material tradisional. Contohnya seperti pencampuran aspal dan beton yang ternyata bisa digunakan hingga berkali-kali. Teknologi bidang konstruksi ini juga tidak bisa diabaikan karena sangat berpengaruh pada kesejahteraan lingkungan nantinya.
Bahkan, insinyur membuat berbagai material atau bahan tertentu yang bisa memaksimalkan proses pembangunan tanpa merusak alam. Contohnya saja dengan kemunculan nanotube karbon yang dapat membantu penambahan kekuatan dan juga kerapatan pada material bangunan. Bahkan, jauh lebih baik dibandingkan bahan logam, kayu, atau juga kaca.
– Prefabrikasi
Teknologi bidang konstruksi berikutnya adalah prefabrikasi yang memungkinkan banyak pekerja konstruksi untuk melihat tahapan pengerjaan dari ponsel seluler. Cara satu ini sudah banyak digunakan pada wilayah Amerika Utara dan juga Eropa. Di mana ,teknologi satu ini bisa memaksimalkan 5 pekerja konstruksi untuk membuat ratusan kamar mandi hanya dalam kurun waktu singkat.
Para pekerja konstruksi bisa secara leluasa melihat progress pembangunan yang sedang dijalankan, bahkan bisa melakukan koreksi secara bersamaan. Dengan demikian hasil pengerjaan bisa lebih cepat karena efisiensi waktu yang sangat baik. Tentunya hal ini akan sangat membantu untuk pengerjaan darurat yang membutuhkan waktu cepat dengan hasil maksimal.
Teknologi bidang konstruksi pada bahan bangunan
Kali ini kita akan melanjutkan pembahasan pada berbagai bahan bangunan yang juga ikut berkembang dengan teknologi yang ada. Di mana bahan-bahan bangunan ini seperti pada poin yang sudah kita bahas sebelumnya, yakni ramah lingkungan. Maksudnya adalah teknologi bidang konstruksi bisa membuat limbah atau bahan yang dianggap tidak penting menjadi lebih berguna, yakni dijadikan sebagai material pembangunan. Berikut beberapa materialnya!
– Bata Beton Ringan RCC
Pastinya kita semua tahu seperti apa bata, tetapi kali ini adalah hasil residual cracking catalyst yang merupakan limbah dari hasil pemrosesan minyak mentah di dalam reaktor. Bata RRC ini sendiri banyak digunakan untuk dinding bangunan jenis tingkat. Bahkan, batu bata beton RRC sudah diuji coba dan bisa digunakan sebagai material bangunan yang ramah lingkungan. Jadi, limbah minyak ini tidak hanya akan mengendap begitu saja, tetapi juga dapat bermanfaat.
– Beton Ringan LUSI
LUSI di sini bukanlah nama seseorang, melainkan singkatan dari Lumpur Sidoarjo atau yang lebih akrab dikenal dengan lumpur lapindo. Di mana beton ringan LUSI dibuat dengan menggunakan bahan pengikat yakni semen Portland. Ketahanan dari beton ringan LUSI juga bisa dikatakan baik, apalagi untuk bangunan yang memerlukan ketahanan terhadap api, suhu, suara, dan lainnya. Pengembangan teknologi bidang konstruksi ini jelas sangat membantu menjaga lingkungan dengan pemanfaatan limbah.
– Bambu Laminasi
Saat ini bahan baku kayu di pasaran semakin sulit untuk ditemukan, dan jika memang ada pun biaya yang ditawarkan tidaklah murah. Maka dari itu, material yang ramah lingkungan seperti bambu dimanfaatkan sebaik mungkin. Dengan adanya teknologi satu ini, bambu laminasi dapat menjadi alternatif pengganti untuk bahan baku kayu. Biayanya juga bisa dibilang jauh lebih murah dan sangat ramah lingkungan tentunya.
– Semen Pozolan Kapur
Ternyata, pemanfaatan teknologi bidang konstruksi pada material bangunan membuat inovasi bar uterus bermunculan. Salah satunya adalah SPK atau semen pozolan kapur yang mulai digunakan untuk beberapa wilayah di Indonesia. Semen jenis ini merupakan campuran dari pozolan dan kapur padam dengan takaran tertentu. Bahan semen ini pun terbilang kuat dan sangat ramah lingkungan untuk digunakan oleh masyarakat luas.
Teknologi sendiri memang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, akan tetapi jika dimanfaatkan dengan baik, maka hasil yang didapat pun akan baik. Termasuk dengan pemanfaatan teknologi bidang konstruksi yang sudah kita bahas di atas ini. Jadi, segala jenis proses pengerjaan konstruksi atau pembangunan pun bisa dilakukan secara mudah.