Menghadapi Ujian Al-Azhar

kumpulan kata pengantar

Roda kehidupan selalu berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Hanya sikap kita terhadap hidup yang membuat kita menjadi apa. Kalau bersyukur, maka hidup terasa nikmat walaupun pas-pasan, kalau kufur, maka hidup terasa sempit walau bisnis melejit.

Dalam hidup juga pasti ada ujian. Ujian membuat manusia semakin kuat dan mengerti akan tujuan dari hidup. Ujian juga berfungsi sebagai tolak ukur bagi manusia, ujung dari tolak ukur inilah yang nanti akan menampakkan pada kita, sudah benarkah tujuan kita? atau justru melenceng jauh?

Read More

Tidak berbeda jauh dengan ilustrasi tentang kehidupan di atas, begitu juga yang berlaku di dunia perkuliahan. Al-Azhar dengan sistem pengajaran yang sedemikian rupa, pada akhirnya selalu menitik beratkan ujian. Ujian di Al-Azhar berbeda dengan ujian-ujian yang selama ini saya ikuti, mulai dari SD hingga SMA.

Saya akan menjelaskan mengenai ujian di Al-Azhar sekaligus tentang segala persiapan hingga selesai ujian. tulisan tentang ujian ini akan saya bagi menjadi tiga judul, itu artinya ada dua judul lagi setelah ini yang membahas tentang ujian di Al-Azhar. Tulisan-tulisan ini lebih kepada kiat-kiat menghadapi ujian di Al-Azhar diselingi sedikit pengalaman.

Persiapan Ujian

Menghadapi Ujian Al-Azhar dengan tanpa persiapan ibarat orang yang ingin berperang tetapi tidak mempunyai senjata. Saya katakan di atas bahwa ujian Al-azhar berbeda dari ujian yang lain. Di sini kepintaran tidak menjamin kelulusan, kecerdasan tidak jadi jaminan nilai memuaskan. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil ujian.

Kalau boleh saya berasumsi, kepintaran dan kecerdasan persentasenya terhadap kelulusan hanya 50-60 persen. Selebihnya adalah tentang akhlaq, hubungannya dengan Allah dan kekuatan doa. Saya dan teman-teman biasanya menyebutnya dengan taufik dari Allah SWT.

Baca Juga  Fadhilah Shalawat Fatih

Hal-hal berikut ini yang bisa mengundang taufik dari Allah dalam menghadapi ujian menurut pengalaman saya dan yang lain.

Persiapan Ruhani

Menurut saya, inilah persiapan yang paling dasar dan menentukan dalam menghadapi ujian. Seringkali orang mengabaikan persiapan yang satu ini, padahal ini adalah pondasi. Dimana-mana, bila membangun sesuatu tanpa pondasi maka hasilnya nol. Begitu juga dengan ujian ini.

Persiapan ruhani yang saya maksud di sini adalah tentang memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Tentunya kita sepakat bahwa segala sesuatu yang sudah dan akan terjadi semuanya sesuai dengan kehendak Allah SWT. Maka sangat tidak masuk akal kalau kita menginginkan hasil yang baik, sedangkan hubungan kita dengan-Nya buruk.

Saya biasanya beranalogi dengan suatu perusahaan yang mana kita menjadi karyawan di dalamnya. Untuk mendapatkan posisi dan gaji yang tinggi tentu kita harus berhubungan baik dengan bos perusahaan tersebut, salah satu caranya ya dengan taat peraturan, menjalankan segala intruksi yang diberikan dan tidak membangkang.

Begitu juga hubungan kita dengan Allah SWT. Walaupun analogi ini tidak sepenuhnya sama dengan kenyataan, tapi paling tidak ini memberikan gambaran bahwa segala sesuatu ada aturan dan larangan yang harus di taati.

Persiapan ruhani ini biasanya berbentuk amal-amal shalih yang kita kerjakan, seperti sholat lima waktu secara berjamaah di masjid, puasa senin-kamis, bersedekah, berbuat baik kepada sesama, menolong orang yang membutuhkan dan sekuat mungkin menjauhi segala bentuk kemaksiatan.

Amal-amal shalih ini menurut Nabi Muhammad SAW sangat membantu dalam memperkuat hubungan seorang hamba dengan Rabbnya.

Persiapan Jasmani

Ibarat perang, dalam menghadapi ujian juga harus mempersiapkan jasmani. Persiapan ini penting karena banyak saya dapati orang yang tiba-tiba sakit ketika ujian, padahal sebelumnya sehat wal afiat. Sekedar informasi, ujian di Al-Azhar diadakan setahun 2 kali pada musim dingin dan panas.

Bagi orang yang biasa tinggal di negara tropis pasti tidak mengerti dengan rintangan yang dihadapi oleh orang yang tinggal di negara dengan 4 musim. Musim panas dan dingin di Mesir termasuk yang cukup keras. Jadi wajar persiapan jasmani ini menjadi penting untuk dilakukan.

Baca Juga  Mudah, Ini 7 Cara Merawat Hamster Syrian yang Benar

Persiapan yang saya maksud di sini adalah berupa olahraga yang rutin, makan yang teratur dan tidur tepat waktu. Apabila sudah dilakukan semua, insyaAllah badan sehat dan siap untuk beraktifitas yang berat.

Seringkali ujian Al-azhar bertepatan dengan puncak musim, entah itu musim panas atau dingin. Bisa dibayangkan ujian di tengah cuaca yang cukup ekstrim seperti itu bila badan tidak fit, maka yang terjadi adalah sakit atau bahkan bisa mengakibatkan pingsan.

Persiapan Materi

Persiapan materi di sini tentu saja pelajaran-pelajaran yang akan di ujikan. Ada banyak cara untuk mempersiapkan ini. Kembali kepada pribadi masing-masing. Ada orang yang suka belajar dengan suasana tenang, ada yang biasa belajar ssambil diiringi musik, ada orang yang enak belajar kalau sendiri, ada yang nyaman kalau belajar bersama.

Itu semua kembali kepada diri masing-masing, tinggal pintar-pintar mencari teman yang setipe dan insyaAllah akan memahami pelajaran dengan baik.

Persiapan Mental

Persiapan mental ini penting agar kita tidak menjadi orang yang suka mengeluh, sedikit-sedikit mengomel, sedikit-sedikit mengumpat. Orang yang mempunyai persiapan mental yang baik akan bisa menahan diri dari mengeluh karena dia sudah mempersiapkan diri untuk keadaan yang sulit.

Sehingga imbasnya adalah, seseorang itu menjadi lebih tenang dalam menghadapi segala hal, lebih jernih dalam berfikir, dan mudah untuk mengambil keputusan yang tepat.

Mental yang dipersiapkan juga penting untuk hasil akhir kelak. Hasil apapun yang dia peroleh akan dengan mudah diterima dan disyukuri.

Saya kira sampai di sini dulu ulasannya, akan saya lanjutkan pada tulisan mendatang dengan tema besar sama, tetapi isi melanjutkan bahasan ini.

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.