Ayam Mutiara – Ayam adalah hewan unggas yang paling mudah diternakan. Salah satu jenis ayam yang cukup menarik untuk dibudidayakan adalah ayam mutiara. Istilah lain untuk menyebut ayam ini adalah ayam piru, ayam api-api atau ayam guinea.
Secara fisik bentuknya lebih besar dibandingkan ayam kampung namun lebih kecil dari ayam Afrika. Ketika melihat wujudnya, tampak seperti hewan langka yang seharusnya dilindungi. Tetapi ternyata ayam ini cukup menguntungkan untuk diternak.
Bagaimana cara beternak ayam guinea dan apa saja jenis-jenisnya? Ketahui lebih lengkap mengenai si ayam yang bisa terbang cukup tinggi ini.
Ciri-Ciri Ayam Mutiara dan Mengapa Membudidayakannya
Ciri yang membedakan ayam api-api dengan ayam kampung sangat jelas bukan hanya terlihat dari ukuran tubuhnya. Ayam ini memiliki warna bulu abu-abu dan terdapat bintik putih kecil di seluruh tubuhnya. Pada bagian lehernya tidak berbulu dan ayam jantan serta betinanya hampir mirip.
Cukup sulit untuk orang awam membedakan ayam jantan dan betina, karena keduanya memiliki jengger dan jambul yang mirip. Ada beberapa ciri ayam jantan yang bisa diperhatikan untuk membedakannya. Pertama, pada bagian pial bawah terdapat warna merah yang terang dan lebar.
Kedua, ayam mutiara jantan memiliki hidung sedikit membengkak dan memiliki tanduk yang gelap dan berisi. Sedangkan ciri dari ayam betina adalah memiliki pial bawah berwarna merah pudar dan ukurannya lebih kecil.
Ciri kedua, ayam betina tidak memiliki hidung yang terlalu bengkak dan terakhir tak memiliki tanduk berwarna hitam dan bentuknya serong ke belakang. Tanduk juga tidak berisi dan ujungnya sedikit tajam.
Ada beberapa alasan untuk memulai ayam mutiara cukup menguntungkan untuk wirausaha. Ayam ini memberikan banyak manfaat seperti bisa diambil telur dan dagingnya serta sebagian besar diternak sebagai ayam hias.
Produktivitas ayam dalam bertelur cukup baik hanya saja mereka tidak pandai menetaskan telurnya. Sehingga perlu bantuan mesin untuk menetaskan telur nantinya. Ayam ini bisa bertelur setelah usianya mencapai 6 hingga 7 bulan dan mereka bertelur di sembarang tempat.
Telur yang dihasilkan bisa mencapai 50 hingga 100 butir dan waktu penetasannya adalah 28 hari. Ayam bisa dikawinkan kembali setelah 2 minggu dari waktu bertelur dan prosesnya cukup cepat. Ayam guinea juga memiliki daging yang lembut, seratnya mirip dengan daging burung puyuh. Baik telur dan daging ayam bisa dijual sehingga ini alasan banyak orang membudidayakannya.
Ukuran fisik ayam secara umum yaitu memiliki panjang 40-70 cm dengan berat ayam dewasa hingga 1,6 kg. Ayam asal Afrika ini hidup secara bergerombol di alam liar, untuk dibudidayakan ayam ini tidak membutuhkan perlakuan khusus. Mereka dapat dipelihara layaknya ayam lainnya.
Mengenal Jenis Ayam Mutiara dan Harganya
Di Indonesia ada beberapa jenis ayam guinea yang banyak dibudidayakan. Hingga saat ini jenisnya terus bertambah karena banyak yang menyilangkannya. Sehingga jenis baru akan muncul dari hasil persilangan tersebut.
Setidaknya ada empat jenis ayam yang diternakan di Indonesia yaitu:
1. Ayam mutiara hitam
Ayam hitam ini adalah yang paling sering dipelihara dengan ciri khas warna dasar bulunya hitam dan terlihat bintik putih seperti mutiara. Harga bervariasi tergantung usianya. Ayam usia 1 sampai 2 bulan di harga Rp. 85.000 sampai Rp. 110.000.
Ayam yang berusia 3 sampai 5 bulan di harga Rp. 135.000 sampai Rp. 225.000. Ayam dewasa bisa dijual dengan harga Rp. 330.000 per ekornya.
2. Ayam Mutiara Plangkok
Ayam ini memiliki warna tampak dari atas sama seperti ayam hitam, hanya saja dilihat dari samping pada bagian dada dan sayap bawahnya berwarna putih. Kepala, piah dan juga kaki warnanya kuning.
Ayam iin juga memiliki harga berbeda dan lebih mahal dibandingkan ayam hitam. Ayam Plangkok yang usianya 1 sampai 2 bulan memiliki harga Rp. 175.000 hingga Rp. 250.000.
Ayam berusia 3 sampai 5 bulan di harga Rp. 325.000 sampai 425.000. Sedangkan ayam dewasa bisa dijual dengan harga Rp. 475.000.
3. Ayam Mutiara Putih
Sesuai dengan namanya, ayam ini memiliki bulu putih di seluruh tubuhnya sehingga tidak terlihat bintik putih seperti jenis yang lainnya. Ayam ini harganya tidak selisih jauh dengan ayam Plangkok.
Ayam putih usia 1 hingga 2 bulan biasanya dijual dengan harga Rp. 185.000 sampai 235.000 per ekornya. Sedangkan ayam usia 3 sampai 5 bulan di harga Rp. 335.000 hingga 435.000 per ekor. Ayam putih dewasa bisa dijual mencapai Rp. 485.000 per ekor.
4. Ayam Mutiara Silver
Jenis ayam yang keempat ini warna bulunya tak kalah cantik dengan ayam putih. Warna dasar bulunya adalah abu-abu dengan bintik mutiara lebih jelas di seluruh tubuhnya. Kaki ayam ini berwarna kuning dan memiliki sebutan lain ayam lavender. Harga ayam mutiara ini per ekornya sama seperti ayam putih.
Langkah-Langkah Budidaya Ayam Mutiara
Semua orang yang berternak pasti ingin berhasil dalam mengembangbiakan ayam sebagai ladang wirausaha. Untungnya ayam piru memiliki ketahanan tubuh yang baik sehingga tak mudah terserang virus.
Namun karena ukuran tubuhnya yang lebih besar daripada ayam lokal dibutuhkan halaman yang lebih luas untuk memeliharanya. Perhatikan juga soal kandang hingga pakan agar mereka tumbuh gemuk dan dapat bertelur dengan banyak.
Berikut ini langkah mudah yang bisa diikuti untuk membudidayakan si ayam berbulu mutiara ini.
1. Mempersiapkan kandang ternak
Selain lahan yang luas untuk ayam bisa leluasa bergerak, perhatikan juga kandang yang harus dibuat. Kandang tidak bisa dibuat sama seperti ayam lokal karena mereka bisa terbang tinggi.
Kandang harus dibuat tertutup dengan kayu dan jaring kawat. Buatlah kandang yang cukup tinggi dan tertutup dari berbagai sudut. Buatkan juga tempat bertengger ayam seperti di dalam kandang burung.
Tempatkan kandang di tempat yang teduh dan selalu jaga suhu kandang harus hangat. Buatkan sarang dari jerami seperti habitat aslinya.
2. Memilih indukan yang bagus
Pada saat mulai beternak, pilihlah indukan yang bagus yaitu sehat dan unggul. Tujuannya agar bisa bertelur dengan jumlah banyak dan sehat. Ciri dari ayam indukan yang unggul adalah ukuran tubuhnya yang cukup tidak terlalu kurus atau gemuk.
Lihat juga postur tubuhnya harus seimbang dan tidak pincang. Cek juga bulunya yaitu harus berkilau dan tidak rontok. Ayam yang sehati tidak memiliki penyakit seperti flu.
3. Melepaskan ayam di siang hari
Inilah manfaat memiliki halaman luas untuk pemeliharaan karena ayam harus dilepas pada saat siang pagi dan siang hari. Fungsinya agar bulu ayam tetap bersih dan tubuh mereka terkena vitamin D sehingga daya tahan tubuhnya tetap kuat.
Pada saat ayam dilepaskan bersihkan kandang dan cek apakah terdapat telur. Lakukan ini setiap hari agar ayam sehat.
4. Pemberian pakan
Pakan ayam guinea ini cukup mudah karena mereka adalah hewan omnivora. Bisa diberikan makanan sisa dapur, potongan sayur dan juga voer yang dicampur dengan bekatul. Makanan jenis ini bisa diberikan pada ayam dewasa.
Makanan untuk anak ayam sendiri cukup berbeda karena dibutuhkan protein tinggi. Khusus anakan ayam bisa diberikan konsentrat starter sedangkan ayam remaja bisa diberikan konsentrat grower.
Pemberian pakan yang tepat akan membuat ayam memiliki bulu yang baik, pertumbuhan cepat serta gemuk.
5. Cara menetaskan anak ayam dan perawatannya
Bagaimana ketika ayam nantinya sudah bertelur? Perawatan dimulai sejak ayam bertelur. Telur harus diambil kemudian masukan ke dalam mesin penetas sehingga proses penetasan dapat berjalan dengan baik.
Kemudian ayam yang sudah menetas harus dipindahkan ke ruang perawatan anak ayam. Di sini suhu harus benar-benar dijaga hangat karena ayam masih mudah terserang penyakit. Berikan pakan anak ayam yang tepat secara rutin.
Setelah ayam beranjak dewasa pindahkan kembali ke kandang yang berbeda dan terus diberi pakan yang rutin.
Beberapa Penyakit Ayam Mutiara yang Harus Diwaspadai
Penyakit ayam yang berasal dari bakteri atau virus adalah hal yang biasa. Perlu perhatian khusus untuk mengetahui gejala awal sehingga penanganan yang cepat bisa dilakukan. Ada beberapa jenis penyakit yang harus diwaspadai berikut ini.
1. Gumboro
Salah satu penyakit yang berasal dari air minum, interaksi langsung, makanan dan udara yang tercemar oleh virus. Jenis virusnya adalah genus avibirnavirus yang menyerang sistem kekebalan tubuh ayam. Supaya virus ini tak menyerang pakan dan minum harus terus diganti.
2. Cacingan
Penyakit ini paling sering dimiliki ayam terutama saat musim penghujan. Cukup dengan memberikan obat cacing secara rutin untuk mencegah dan mengobati cacingan.
3. Snot
Saat pancaroba penyakit snot sering muncul karena adanya bakteri haemophillus gallinarum yang disebarkan melalui air minum, udara dan ayam yang sudah terkena bakteri. Perlu penyuntikan khusus dari dokter hewan untuk mengatasi Snot.
Supaya ayam mutiara tidak terkena penyakit, sebaiknya carilah dokter hewan terdekat yang bisa dihubungi sewaktu-waktu.